Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Kepala Sekolah, CEO Litbang Indomatika, Tentor/Pembimbing Olimpiade Matematika, penulis, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Bagaimana Perkembangan AI Saat Ini

26 Januari 2025   12:12 Diperbarui: 26 Januari 2025   10:19 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Melanjutkan pemikiran saya tentang perjalanan panjang kecerdasan buatan (AI), kita kini berada di puncak dari sebuah revolusi teknologi yang tak terbayangkan sebelumnya. Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan lonjakan perkembangan yang luar biasa, terutama dalam bidang pembelajaran mesin (machine learning) dan pembelajaran mendalam (deep learning). Apa yang dulunya tampak sebagai impian fiksi ilmiah kini perlahan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, perjalanan AI penuh dengan pasang surut, tetapi apa yang kita lihat sekarang adalah puncak dari sebuah peta perjalanan yang panjang dan penuh perjuangan.

Salah satu faktor utama yang mendorong perkembangan AI saat ini adalah ledakan data dan kekuatan komputasi yang luar biasa. Data adalah bahan bakar dari AI, dan dengan adanya akses yang lebih luas ke informasi, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur, serta kemajuan dalam penyimpanan dan pemrosesan data, kita melihat AI mulai benar-benar berkembang. Komputer modern yang mampu melakukan perhitungan yang kompleks dalam waktu yang sangat cepat, serta algoritma yang semakin canggih, memungkinkan AI untuk belajar dan berkembang dengan cara yang sangat mendalam.

Kehadiran teknologi seperti jaringan saraf tiruan yang lebih dalam (deep neural networks) dan arsitektur Transformer yang diperkenalkan oleh Google pada tahun 2017, merupakan tonggak penting dalam transformasi ini. Model bahasa seperti GPT-3, yang saya gunakan saat ini, merupakan contoh nyata bagaimana AI tidak hanya mampu memahami bahasa manusia, tetapi juga menghasilkan teks, gambar, dan bahkan musik dengan tingkat kecerdasan yang bisa menipu kita. Dalam hal ini, kita bisa melihat AI mulai masuk ke ranah kreativitas, sesuatu yang dulunya dianggap mustahil bagi mesin.

AI semakin diintegrasikan dalam hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, transportasi, hiburan, hingga sektor-sektor kritis lainnya. Di bidang kesehatan, misalnya, AI telah digunakan untuk mendiagnosis penyakit dengan akurasi yang melebihi kemampuan dokter manusia dalam beberapa kasus. Penggunaan AI dalam riset medis juga mempercepat pengembangan obat-obatan dan vaksin, seperti yang kita saksikan dalam penanganan pandemi COVID-19. Di sektor transportasi, mobil otonom semakin mendekati kenyataan, dengan prototipe yang sudah diuji di jalanan banyak kota besar di dunia.

Namun, meskipun potensi AI begitu besar, kita juga dihadapkan pada tantangan yang tak kalah besar. Salah satunya adalah ketimpangan akses terhadap teknologi ini. Negara-negara berkembang, misalnya, masih jauh tertinggal dalam hal infrastruktur dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan AI secara luas. Di sisi lain, negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan China tengah berlomba-lomba memimpin dalam pengembangan AI, yang menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya ketimpangan global yang lebih dalam lagi, baik dalam hal ekonomi maupun kekuatan geopolitik.

Selain itu, masalah etika semakin mendalam seiring dengan kemajuan AI. Kita semakin sering mendengar perdebatan tentang penggunaan AI dalam pengawasan massal, penyalahgunaan data pribadi, hingga potensi diskriminasi algoritmik. Ketika AI digunakan untuk membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupan manusia—seperti dalam penentuan siapa yang layak mendapatkan pinjaman atau bagaimana penegakan hukum dilakukan—sangat penting untuk memastikan bahwa sistem yang digunakan tidak bias dan adil. Dengan kemampuan AI untuk memproses dan menganalisis data dalam jumlah besar, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh mesin mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental, seperti keadilan dan transparansi.

Apa yang saya lihat sekarang, dan yang sangat memprihatinkan, adalah bagaimana kita sering kali mengabaikan pentingnya regulasi dan kontrol dalam pengembangan AI. Jika teknologi ini berkembang tanpa pengawasan yang cukup, kita mungkin akan menghadapi potensi risiko yang sangat besar. Salah satunya adalah penggunaan AI dalam militer atau senjata otomatis, yang berisiko memperburuk ketegangan internasional dan membawa kita lebih dekat ke konflik yang tidak terkendali.

Namun, di balik segala tantangan dan ancaman ini, saya tetap optimis bahwa dengan kebijakan yang bijaksana dan kolaborasi global, kita dapat mengarahkan AI untuk berfungsi sebagai alat yang mendatangkan kebaikan. AI seharusnya bisa menjadi kekuatan yang membantu kita menyelesaikan masalah global seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan krisis kesehatan, bukan sebagai ancaman. Pendekatan yang bijak, dengan mempertimbangkan dampak sosial dan moral dari teknologi ini, akan menentukan apakah kita mampu menghindari potensi bahaya AI dan memanfaatkannya untuk kepentingan umat manusia.

Singkatnya, meskipun AI telah berkembang jauh melampaui apa yang bisa kita bayangkan beberapa dekade lalu, kita masih berada di ujung perjalanan ini. Perkembangan AI adalah refleksi dari kemampuan kita untuk berinovasi, tetapi juga tantangan besar bagi kita untuk mengelolanya dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab. Dalam dekade-dekade mendatang, AI bisa menjadi pendorong utama kemajuan kita, asalkan kita mampu menghadapinya dengan pandangan yang jelas dan bijak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun