Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Kepala Sekolah, CEO Litbang Indomatika, Tentor/Pembimbing Olimpiade Matematika, penulis, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dijual Murah 'Jam Karet'

25 Januari 2025   09:09 Diperbarui: 25 Januari 2025   08:51 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jam karet itu, jujur aja, udah kayak budaya nggak tertulis di Indonesia, apalagi pas rapat atau acara formal. Undangan tulis jam 08.00, tapi realitanya baru mulai jam 09.00. Kadang-kadang alasan klise kayak “nunggu yang lain dateng dulu” atau “masih persiapan” selalu jadi pembenaran. Padahal, kalau dipikir, itu kan sebenernya buang-buang waktu orang lain yang udah datang tepat waktu. Kasian banget sama mereka yang udah berangkat pagi-pagi, macet-macetan, cuma buat nunggu acara yang harusnya bisa dimulai sesuai jadwal.

Kalau dibandingin sama negara-negara maju kayak Jepang atau Jerman, kita jauh banget. Di Jepang, mereka sangat menghargai waktu. Kalau acaranya jam 08.00, ya 07.55 tuh orang-orang udah siap di tempat. Di Jerman juga gitu, mereka nganggap keterlambatan sebagai bentuk ketidaksopanan. Waktu di sana udah kayak mata uang, dipakai dengan efisien dan nggak ada ceritanya nunggu orang yang telat. Ini salah satu alasan kenapa negara-negara maju bisa produktif banget; mereka nggak main-main sama waktu.

Di era digital sekarang, apalagi banyak acara kayak webinar atau meeting online, jam karet itu harusnya udah nggak ada tempat lagi. Kan lebih gampang ngatur waktu kalau semuanya serba online. Tinggal nyiapin perangkat, login, dan klik join. Tapi tetep aja, masih ada aja yang “karet” dengan alasan jaringan lah, atau masih ada “urusan mendadak”. Padahal kalau mau jujur, itu cuma soal manajemen waktu yang kurang.

Kebiasaan ini sebenarnya bisa berubah kalau kita punya mindset yang beda soal menghargai waktu. Harus ada kesadaran bahwa waktu itu nggak cuma soal diri sendiri, tapi juga orang lain. Jadi, mulai dari sekarang, yuk coba jadi orang yang on-time, entah itu buat rapat, webinar, atau acara apapun. Jangan sampe kebiasaan jam karet ini terus jadi stigma negatif tentang budaya kita di mata dunia. Masa kita mau kalah sama alarm smartphone? Kan malu juga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun