[caption id="attachment_298031" align="aligncenter" width="300" caption="Panenan 137 Ton per ha, usia tanam 8 bulan (dokumen pribadi)"][/caption]
Komoditas singkong kini menjadi salah satu hasil pertanian yang kembali diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Ada banyak informasi perihal hasil panenan Singkong Gajah, ada yang mengklaim sanggup menghasilkan 15 kilogram, 20 kilogram, 30 kilogram bahkan ada yang 47 kilogram per pohon. Fantastis bukan? Jika per kilogram dipatok harga Rp 1000, artinya per pohon bisa menghasilkan Rp 15.000 hingga Rp 47.000, usia tanam hingga panen 7 bulan – 12 bulan.
Tidak heran jika ada banyak yang tertarik, tergiyur bahkan memaksakan diri melakukan budidaya Singkong Gajah. Tidak sedikit yang memberanikan diri melakukan budidaya Singkong Gajah ini skala besar, dari puluhan hingga ratusan hektar.
Apakah semuanya bisa menghasilkan panenan dalam jumlah yang fantastis? Sebagian besar berhasil, setidaknya mendapatkan panenan rata – rata 10 kilo gram per pohon.
Paguyuban Tunas Merapi mencoba melakukan budidaya Singkong Gajah ini menggunakan rumusan sederhana:
Produktivitas = Genetika + Lingkungan + Manajemen
Genetika Singkong
Singkong Gajah merupakan komoditas atau jenis singkong yang ditemukan oleh Prof Ristono. Karakter Singkong Gajah ini sangat istimewa : gen batang yang cepat membelah dalam proses terbentuknya akar sehingga pohon Singkong Gajah ini bisa cepat tumbuh dan sanggup menghasilkan jumlah buah / umbi yang banyak. Singkong Gajah ini juga mampu menghasilkan singkong yang enak, gurih.
Lingkungan Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam menentukan pilihan lahan untuk menanam Singkong Gajah (dan juga singkong jenis lain) : Beberapa perubah lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas adalah:
- Sinar matahari harus full dari pagi sampai sore jangan sampai ada yang menghalanginya.
- Ketersediaan air yang mencukupi selama dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman.
- Kondisi tanah gembur (pourositas, daya pegang air, lembut dan stabil).
- Ketersediaan bahan organik yang lengkap dan mencukupi.
- Kombinasi kelembaban dan angin yang pas sangat membantu proses transpirasi sehingga dapat menghasilkan proses fotosintesis dengan baik.
Manajemen
Tahapan ini merupakan sebuah proses dari tahapan persiapan bibit, pengolahan lahan dan perawatan.
1.Bibit
Batang Singkong Gajah yang baik dipergunakan sebagai bibit adalah pohon yang tidak terlalu muda, sudah mencapai ukuran diameter optimal namun tidak terlalu tua. Batang muda akan mudah rusak, tergores sehingga memudahkan proses terinfeksi dan rusak. Batang yang terlalu tua akan menghambat proses perakaran sehingga pertumbuhannya akan kerdil. Batang dipotong/stek seukuran sekitar 25 cm atau setidaknya stek memiliki 10 mata tunas. Pemotongan diupayakan mempergunakan alat potong yang tajam dan steril dari bakteri dan jamur. Batang stek sebaiknya diupayakan dari luka gores/rusak saat pemotongan, penyimpanan atau pengangkutan serta dalam proses penanaman. Perendaman stek bibit menggunakan hormone auksin (pemacu akar), sitokinin (memacu tunas baru) dan giberilin (pembesaran) juga sangat bagus dilakukan sebelum stek ditanam.
2.Persiapan Lahan
Buah singkong yang berada pada akar memerlukan ruang gerak yang gembur, aerasi yang bagus, daya pegang akan air yang bagus serta adanyasehingga ada ruang yang cukup bagi akar serta adanya cadangan makanan/unsur hara organik yang banyak.
3.Penanaman
Proses penanam dilakukan dengan menancapkan batang stek ke dalam tanah. Sepertiga hingga setengah batang stek masuk ke dalam tanah. Jarak tanam yang ideal adalah 1.5 m X 1.5 meter, dengan jarak tanam yang ideal ini memungkinkan cahaya matahari tetap akan bisa menembus daun, batang dan permukaan tanah sehingga proses fotosintesis bisa maksimal.
4.Perawatan.
Cukup sederhana, tidak serumit merawat tanaman hias atau komoditas pertanian yang lain. Pemupukan, selain pupuk dasar yang diberikan pada masa pra tanam, sangat diperlukan juga adanya pemupukan susulan. Pemupukan susulan menggunakan pupuk kandang / kompos dilakukan pada usia tanam 3 bulan. Lahan juga perlu dijaga dari tumbuhnya gulma – gulma pengganggu. Kondisi lahan hingga usia tanam 4 bulan perlu dijaga kelembabannya, jika musim kemarau perlu dilakukan menyiraman atau “leb” (dialiri air) cukup basah saja, tidak sampai tergenang air. Ada kemungkinan muncul hama pengganggu seperti tungau, kutu kebul, tikus atau jamur, sehingga perlu diperhatikan sehingga bisa segera diatasi munculnya hama pengganggu.
Dengan memperhatikan ketiga unsur (Genetika, Lingkungan dan Manajemen), dipastikan hasil panenan Singkong Gajah akan tinggi dan sehat, per batang memanen singkong di atas 15 kg tidaklah sulit.
Salam dari Lereng Merapi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H