[caption caption="sumberfoto: selasar.com"][/caption]Beredar surat keputusan yang ditujukan terhadap pemecatan Fahri Hamzah yang saat ini adalah Wakil Ketua DPR RI. surat tersebut berasal dari dari Majelis Tahkim atau Mahkamah Partai tentang pemberhentian Fahri Hamzah sebagai anggota partai. Berdasarkan pertimbangan di atas, pada Jumat, 11 Maret 2016, memutuskan menerima rekomendasi BPDO yaitu pemberhentian Fahri Hamzah dari semua jenjang keanggotaan Partai Keadilan Sejahtera.
Kabar yang beredar, yang menjadi alasan kuat mengapa PKS memberhentikan Fahri Hamzah yaitu karena Fahri Hamzah terlalu berlebihan membela koleganya yakni Setya Novanto yang sewaktu itu sebagai Ketua DPR, yang terkait dengan kasus papa minta saham. artinya melihat dari ketidak sukaan beberapa Elite dengan kasus yang dilimpahkan oleh Fahri Hamzah ini, hanya ada 2 kemungkinannya, yaitu 1. Presiden PKS yang mulai mengambil kuda-kuda untuk join kepada pemerintah,2. memang karena tidak bisa mengimbangi Fahri Hamzah yang di nilai sangat fundamental terhadap perintah-perintah partai.
Manuver PKS mulai terlihat
Kemungkinan pertama bisa terjadi karena saat ini posisi dan dominasi pemerintah sangatlah kuat, merujuk pada kocar-kcairnya beberapa partai besar, dan dipastikan hampir semuanya yang akhirnya jatuh di pelukan pemerintah, bisa saja pemerintah disini telah meminta secara khusus untuk memberhentikan Fahri Hamzah sebagai wakil ketua DPR bahkan anggota DPR, karena pemerintah merasa tidak nyaman akibat sikap Fahri yang di anggap berlebihan dan terlalu kritis dalam mengkritiki pemerintahan Joko widodo.
Fahri Hamzah adalah orang yang vokal, kritis, dan perkataannya sering bebrbau kontroversial. Namun di balik semua itu ada kelebihan yang tidak dimiliki oleh anggota DPR lainnya, yaitu sikap kritis nya yang sebenarnya adalah menunjukan identitasnya sebagai wakil rakyat, banyak yang kurang enak dengan sikapnya tersebut, namun yang saya nilai sebenarnya Fahri Hamzah dalam mengkritik pemerintah adalah masih dalam  tahap batas kewajarannya jika melihat kapasitasnnya saat ini. Bagaimanapun Fahri Hamzah sebagai seorang pimpinan DPR, sudah wajar jika dia pro aktif dalam mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang jika dinilainya salah arah.
Sebenarnya jika kita lihat kembali fungsi utama DPR yaitu, Fungsi Legislasi, Fungsi anggaran, dan Fungsi pengawasan. Dalam mengkritik pemerintah Fahri Hamzah dalam hal ini kapasitasnya sedang menjalankan Fungsi Pengawasannya, karena pemerintah juga juga terdiri dari pada manusia-manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan. Pemerintah bukan Tuhan, yang sebagaimana apa yang dia lakukan selalu benar dan tanpa kekhilafan.
Dan Lucunya, ada pihak yang tidak senang jika pemerintah di kritisi terkait dengan kebijaknnya, dan kemungkinan mencari cara agar bisa tenang dari pengawasan dan dari kritikan. Jangankan Fahri Hamzah, SBY Â saja sebagai mantan Presiden RI mendapat kecaman ketika ia mengkritik kebijakan pemerintahan saat ini. Sangatlah tidak masuk di akal sehat, kecuali akal yang kurang sehat. Banyak yang belum paham bahwa rakyat itu memilih presiden untuk apa. Apakah dipilih kemudian untuk di puja-puja ? untuk di banggakan ? dan di hormati terus-menerus ? lantas tidak siap di kritik.
Tapi lucunya dan lebih sangat aneh. Pemerintah ini selalu mendapatkan pembelaan dari rakyat, dan mengecam siapapun yang mengkritisi pemerintah, itu terlihat di media sosial. siapapun yang mengkritiki Pemerintah, pasti akan di bully oleh netizen. sepertinya pemerintah sudah menjadi pembela kebenaran dan yang mengkritik adalah penjahat yang ingin menghancurkan bangsa.
PKS tidak bisa mengimbangi Fahri Hamzah.
Biasanya di dalam suatu perkumpulan, ketika ada pemecatan kepada anggota, tidak lain karena pembangkangan anggota/ "Mbalelo"Â terhadap pimpinan/ Elite suatu perkumpulan tersebut. artinya pimpinan mau ke A, sedangkan anggotanya mau ke B. Ini adalah perbedaan pandangan sehingga agar perkumpulan tersebut masih berada di atas roda keseimbangan maka mesti mengeluarkan anggotanya yang berbeda pandangan demi kelancarannya dan tercapainya tujuan mereka.
Bisa saja hal tersebut merupakan alasan yang kuat sehingga Fahri Hamzah di pecat. dan pastinya dibalik pemecatan itu ada permasalahan yang tidak biasa. Bisa kita lihat dari posisi Fahri Hamzah saat ini adalah pimpinan DPR yang pastinya mempunyai pengaruh di DPR. Bisa saja sebagian Elite PKS memang ada kepentingan disini, dalam hal ingin sepenuhnya mengikuti jejak rekan-rekannya yang lain seperti Golkar, PAN, dan PPP. namun disatu sisi Fahri Hamzah tetap berepegang teguh dengan prinsipnya, artinya Fahri Hamzah yang selama ini telah banyak memberikan masukan kepada pemerintah tidak mungkin menarik ucapannya dalam hal ini jika PKS kemudian kedepannya seia ia kata kepada pemerintah. tentu Fahri Hamzah tidak akan mampu mengunci mulutunya jika melihat kebijakan pemerintah yang kurang baik.
Untuk permasalahan atas pembelaan Fahri Hamzah kepada Setya Novanto
Saya kira adalah suatu kewajaran apalagi dalam hal ini dalam dunia politik jika Fahri Hamzah membela Setya Novanto, karena kapasitas Setya Novanto sebagai atasannya di DPR dalam hal ini sebagai Ketua DPR. Dalam hal ini Fahri Hamzah membela Setnov karena ini menyangkut wibawa partai politik. Seharusnya PKS sadar betul bahwa yang di bela Fahri Hamzah bukan Setya Novantonya melainkan Wibawa DPR RI agar tetap terjaga, apalagi di tengah krisis kepercayaan rakyat kepada DPR saat ini. Contohnya, dalam suatu keluarga, jika saudara kita melakukan perbuatan tidak terpuji, tentu sebagai saudara kita akan membelanya, bukan mengatakan ia tidak bersalah, namun karena menyangkut nama baik keluarga kita. Kurang lebih seperti itulah yang terjadi kepada Fahri Hamzah ini. Sehingga hal tersebut tidak layak menjadi alasan PKS memecat kadernya. dan pastinya Fahri Hamzah akan menggugat keputusan PKS yang memecatnya ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Karena pemecatan tersebut sangat tidak berdasar.
Sekali lagi PKS sudah sangat salah mengambil langkah yang fatal ini. PKS akan rugi besar memecat Kader potensial seperti Fahri Hamzah, yang pastinya bisa saja hal ini menjadi petaka bagi PKS yang mungkin saja akan menjelma menjadi partai papan bawah.