Ketika seorang wanita dengan segala perhiasan hatinya. Melukiskan seribu garisan dan lekukan penuh arti lewat senyuman. Mata dan kedipan lentur bersama arak-arak bulu matanya, merupakan sudut angkasa yang takkan kau temukan dua kali di tempat yang berbeda. Sentuhannya, adalah pancaran dan kumpulan gairah.
Terkadang, wanita terindah akan kau temui di berbagai tempat sekalipun ia dalam kondisi yang kotor. Karna bukan raga, pakaian, atau wajah yang menjadikannya tak pantas untuk kotor, namun dunia yang terkadang menuntunnya melalui jalan yang bersimpangan dengan naluri dan airmatanya. Wanita dan tempat terindahnya, jadikan ia bagian dari dirimu, karena memang salah satu tulang rusuk kirimu, berdekatan dengan tanganmu, yang seharusnya kau lindungi, kau obati, serta kau hapus segala kotor yang menimbuni harkatnya. Dan kau wahai kaum pencari wanita, temukan harmoni yang indah hanya dengan sentuhan-sentuhan kecil yang begitu berarti besar untuk wanita yang sedang menghentikan langkahnya hanya untuk menyempurnakan harmonimu.
Didalam selimut jerapah, aku sedang menunggu Selasa pagi, 15 Maret.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H