Mohon tunggu...
K.R. Tumenggung Purbonagoro
K.R. Tumenggung Purbonagoro Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Pengamat dan Suka Menulis Twitter: twitter.com/purbonagoro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gus Miftah, Gus Asli atau Naturalisasi?

7 Desember 2024   11:38 Diperbarui: 7 Desember 2024   11:50 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggilan Gus (singkatan dari Agus) adalah panggilan untuk anak kyai yang mengasuh sebuah pondok pesantren. Panggilan ini khusus hanya dalam tradisi pesantren Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Di daerah lain, maka panggilan anak kyai akan berbeda, misalnya Madura, panggilan untuk anak kyai bukan Gus melainkan Ra.

Adalah Gus Miftah, yang karena keterkenalannya dalam ceramah keagamaan banyak orang memanggilnya Gus. Meskipun tak ada yang membantah, dia bukanlah seorang anak kyai. Nama aslinya adalah Ta'im, berasal dari Lampung. Sebagai catatan, belakangan, Gus Miftah sebenarnya berusaha memperkenalkan panggilan baru untuk dirinya, yaitu Abah. 

Mungkin ini dalam rangka re-branding, atau bisa jadi karena sudah mulai tidak nyaman dengan panggilan Gus. Panggilan diri dengan sebutan Abah ini bisa kita lihat salah satunya dari video terakhir saat ia menemui Sunhaji, pedagang es teh yang viral karena diolok-olok olehnya. Di video itu Gus Miftah jelas menyebut dirinya dengan sebutan Abah, Abah Miftah.

Ada kesaksian menarik dari keturunan Ki Ageng Besari (Kyai Muhammad Besari) di Desa Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur. Sebagai catatan, Ki Ageng Besari adalah kyai besar pada abad 17, yang menjadi perintis sistem pendidikan pondok pesantren di Tanah Jawa. 

Hampir semua pondok pesantren besar seperti Tebuireng, Gontor, Tremas, dan sebagainya, pendirinya adalah keturunan atau pernah berguru kepada Ki Ageng Besari. Pujangga kenamaan Ronggowarsito dan pejuang kenamaan Pangeran Diponegoro pernah berguru padanya. Gurunya para ideologi Indonesia HOS Cokroaminoto tak lain adalah cicit dari Ki Ageng Besari.

Suatu hari, di awal ketenarannya, Gus Miftah datang ke Tegalsari, ke makam Ki Ageng Besari. Dia menemui beberapa tokoh utama di sana dan mengatakan dirinya adalah keturunan ke-12 Kyai Besari dari jalur orang tua yang merantau ke Lampung. Tentu tidak ada yang bisa melacak klaim tersebut. Bahwa kenyataannya, Gus Miftah memang berasal dari Lampung.

Saat itu, tokoh-tokoh Tegalsari memilih tidak membantah klaim ini. Toh tidak ada alat verifikasi yang sah untuk melacak seseorang keturunan atau bukan dari Ki Ageng Besari. Saat itu kepopuleran Gus Miftah sebagai penceramah juga sedang naik daun, klaimnya sebagai keturunan Tegalsari secara tidak langsung juga mempopulerkan nama Tegalsari.

Hanya saja, beberapa sesepuh memberikan saran agar jangan menyebut diri keturunan yang ke-12, karena akan tidak masuk akal. Ki Ageng Besari hidup di era pertengahan 1700-an, untuk saat ini, keturunannya maksimal baru keturunan ke-9. Kalau Gus Miftah mengklaim diri sebagai keturunan ke-12, maka akan jadi bahan pertanyaan banyak orang. Oleh kerana itu, kemudian, Gus Miftah mempublikasi dirinya sebagai trah Tegalsari yang ke-9.

Demi memperkuat legitimasi atas klaim ini, pada tahun 2022, Gus Miftah mengganti kijing (pusara) makam Ki Ageng Besar dengan marmer mewah, yang harganya ratusan juta rupiah. Ini semakin menaikkan citra Gus Miftah di kalangan jamaah ziarah Jawa Timur. 

Cerita penggantian kijing makam ini juga menyebar (baca: disebarkan) secara mulut ke mulut kepada para peziarah sehingga menjadi cerita populer di kalangan masyarakat Jawa. Gus Miftah juga rutin hadiri acara haul akbar Ki Ageng Besari yang selalu dihadiri puluhan ribu orang.

Bertahun-tahun orang meyakini Gus Miftah sebagai pendakwah terkenal, keturunan langsung Ki Ageng Besari yang oleh karenanya layak dipanggil Gus. Sampai kemudian Gus Miftah tersandung oleh ucapannya sendiri saat mengolok-olok penjual es teh di salah satu ceramahnya di Magelang. Ceramah olok-olok tersebut viral bukan hanya di dalam negeri, bahkan sampai ke negeri tetangga. Protes berdatangan dari mana-mana dan akhirnya Presiden Prabowo memberikan peringatan kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun