Alkisah, tersebutlah dalam ephos Perang Bharatayudha, Negara Astina didukung oleh berbagai kekuasaan dan kekuatan luar biasa lengkap. Mereka berkoalisi dengan berbagai lini kekuasaan dengan rajanya yang bermuka tebal bernama Duryudana. Inilah gambaran Kraton Lor yang selalu berusaha dengan segala cara membunuh Raja Puntodewa (Pandawa) dari sebuah negara kecil bernama Indraprasta, yang selanjutnya diibaratkan sebagai Kraton Kidul.
Sejak Kraton Kidul semakin populernya, Kraton Lor merasa tidak nyaman. Akhirnya dengan berbagai cara berusaha membunuh karakter Rajanya, yang sebenarnya rendah hati, murah senyum, jujur, adil, sabra, gateng pula. Dengan berbagai fitnah dan tekanan, Raja Kraton Kidul tetap sabar dan tersenyum dan tidak mau membalasnya.
Hingga tibalah saat Perang Bharatayuda, perang besar antar saudara, perang besar memetik buah perbuatan masing-masing. Kraton Lor didukung penuh oleh kekuatan kekuasaan dari berbagai pihak, sebaliknya Kraton Kidul hanya mempunyai dua orang pendukung setia namun mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Satu mempunyai kekuatan strategi perang yaitu Sri Kresna dan satu lagi mempunyai kekuatan spiritual yang luar biasa, yaitu Kyai Semar Bodro Noyo yang orang biasa.
Singkat cerita, dengan kekuatan moral dan keyakinan, Kraton Kidul mampu mengalahkan Kraton Lor. Ending ceriteranya, Raja Kraton Kidul akhirnya hijrah ke Kraton Lor untuk kembali meneruskan kepemimpinan Negara warisan dari leluhurnya yang arif dan bijaksana.
Negara Hastina adalah sebuah negara besar, sebesar Nusantara. Hanya karena ego dan keserakahan dari penguasa Hastina yang dipegang oleh Duryudana, negara yang awalnya subur makmur, gemah ripah loh jinawi, menjadi kacau balau. Banyak korupsi, mabuk mabukan, harta dan sumber daya alam dijual untuk berpesta pora, akibatnya banyak bencana alam dimana-mana. Tancep kayon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H