Sampai saat ini, saya baru 2 kali pulang kampung ke Padang Panjang, waktu libur sekolah kelas 3 SD di tahun 80-an dan waktu saudara nikah di tahun 90-an. Padang Panjang adalah kampung halaman dari Ibu saya. Setiap lebaran saya dan keluarga tidak pernah pulang kampung karena sebagian besar keluarga yang merantau dari kampung telah menetap di Jakarta. Yang paling berkesan ketika pulang kampung adalah acara wisata kuliner. Dan kuliner khas Padang Panjang adalah Sate Mak Syukur (SMS). Terdapat beberapa cabang restoran Sate Mak Syukur di Padang Panjang, saya dan keluarga biasa menyantap Sate Mak Syukur di warung sate yang berada di pasar Padang Panjang karena dekat dengan kediaman Nenek saya, juga sembari berbelanja di pasar. Sementara restorannya berada di Jl. Jalan Sutan Syahrir Silaing Bawah Padang Panjang, dekat Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minang Kabau. Mak Syukur atau Paman Syukur (sapaan ‘Mak’ dalam bahasa Padang dapat diartikan sebagai kata sapaan ‘Paman’) bergelar Sutan Rajo Endah, mendirikan usahanya tahun 1941 dengan cara menjajakan sate yang dipikul berjalan kaki dari Padang Panjang ke arah Batusangkar sejauh 4 kilometer. Usaha satenya berkembang dan membuka warung di Pasar Padang Panjang. Pada tahun 1993 dibukalah restoran Sate Mak Syukur di tepi jalan yang menghubungkan Kota Padang – Bukit Tinggi. [caption id="" align="alignnone" width="720" caption="Restoran Sate Mak Syukur di Padang Panjang"][/caption] Pada dasarnya, di Sumatera Barat terdapat 3 jenis sate yang dikategorikan berdasarkan wilayah geografisnya. Sate Pariaman yang dimasak oleh masyarakat pesisir, sate Padang (kota), dan sate Padang Panjang yang dimasak oleh masyarakat di sekitar pegunungan.  Cara mudah untuk membedakan sate padang adalah dengan melihat warna kuahnya, sate Pariaman berwarna kemerahan, sate Padang Panjang berwarna kuning. dan sate padang di perkotaan berwarna perpaduan antara keduanya menjadi kecoklatan. Daging satenya pun berbeda rasanya. Rasa daging sapi yang diternakan di pesisir dan di tengah kota dagingnya tidak semanis daging sapi yang dipelihara di pegunungan daerah Padang Panjang yang udaranya bersih, berhawa sejuk, dan jumlah pakan yang melimpah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H