Mohon tunggu...
Estu Utami
Estu Utami Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat Lomba

Berlomba-lomba mengikuti lomba ;D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inovasi Pasarku: Jakarta Kaki Lima Night Market, Pasar Tradisional Pertama Menggunakan Uang Elektronik

20 Desember 2014   00:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:55 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepekan yang lalu, tanggal 12 Desember, diperingati sebagai Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), puluhan situs belanja online ramai-ramai menawarkan diskon besar-besaran. Teman-teman di kantor ramai-ramai berbelanja secara online, ada yang membeli baju, parfum, kamera, dan lain-lain, mumpung lagi diskon. Sejujurnya saya tidak begitu tertarik untuk berbelanja secara online (di-Indonesiakan menjadi daring/dalam jaringan). Bagi saya, selama barang tersebut masih bisa di dapat secara langsung di pasaran, kenapa harus beli dengan cara online ? Banyak pengalaman buruk yang dialami beberapa orang, mulai dari teman saya yang kecewa karena barang yang dibeli secara online tidak sesuai dengan pesanan seperti gambar yang ditawarkan, harga yang lebih mahal dibanding harga pasaran, sampai kasus penipuan seperti dialami mantan Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga menjadi korban waktu membeli sepeda secara online.
Sejauh ini saya sudah pernah berbelanja secara online, membeli buku dan makanan ringan, hal ini saya lakukan karena darurat alias kepepet. Buku yang saya inginkan sudah tidak beredar di pasaran lagi saat itu, dan makanan ringan kesukaan saya tidak dijual di Indonesia, sehingga dengan terpaksa saya melakukan belanja online. Pada prinsipnya, saya lebih menyukai aktivitas berbelanja secara langsung di pasar tradisional, di mana fisik barang dapat diamati dan harganya bisa  dibandingkan dengan penjual di sebelah, bahkan bisa ditawar, dan setelah membayar, barang langsung dibawa pulang.
***
Tahun lalu, segenap karyawan Pemprov DKI dikerahkan untuk memeriahkan pembukaan acara Jakarta Kaki Lima Night Market, pada Sabtu-malam Minggu 5 Oktober 2013 di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan. Saya dan teman-teman kantor datang mengunjungi pasar rakyat yang pertama kali menggunakan transaksi uang elektronik (e-money) itu. Tapi sayang, ketika acara pembukaan hujan lebat datang, panitia penyelenggara kurang mengantisipasi hal ini, sehingga terjadi kendala di bidang kelistrikan. Sebagian generator dimatikan karena takut terjadi korsleting listrik, sehingga beberapa stand gelap tidak berpenerangan dan mesin untuk melakukan transaksi secara elektronik di setiap stand kaki lima juga tidak bisa difungsikan. Saya dan teman-teman kantor kebetulan waktu itu belum memiliki uang elektronik (berbentuk kartu yang bisa diisi ulang dan bisa digunakan untuk bayar tol dan naik Transjakarta) , sehingga tidak masalah dan tetap bertransaksi dengan pedagang menggunakan uang tunai (secara konvensional).

Kejadian lucu ketika saya dan teman-teman tengah melihat-lihat stand penjaja makanan, ada serombongan pengunjung berseragam orens yang merupakan sponsor dari bank milik pemerintah yang menyambangi sebuah stand dan ramai-ramai mencicipi tester dari produk makanan di stand itu, sampai ibu-ibu penjaga stand bilang,”Kalau nyobain jangan rombongan, sebotol abis !” Ya mungkin itu salah satu sifat orang Indonesia yang menerapkan ‘asas manfaat’ enggak beli-nyicipin iya...hahaha. Inilah kelebihan dari pasar tradisional, di mana penjual terkadang menyediakan sampel produknya untuk dicicipi pengunjung, kalau belanja online mana bisa.
Saya berusaha menjadi konsumen rasional, membeli barang-barang sesuai kebutuhan, tapi gagal. Saya akhirnya membeli keripik lantaran kasihan dengan penjualnya yang masih kecil-kecil, waduh eksploitasi anak tuh orang tua yang ngajak anaknya dagang...tapi nggak juga sih, kan medidik jiwa kewirausahaan sejak dini ! Tanpa mencicipi tester produk (trauma setelah melihat rombongan yang ‘menggasak’ habis tester makanan tapi nggak beli) saya akhirnya memborong tiga bungkus keripik. Saya juga membeli jambu kristal karena penasaran bagai mana rasanya. Ternyata hampir mirip dengan jambu kelutuk.

1418981753142837921
1418981753142837921

Setelah lelah menyusuri Jalan Merdeka Selatan dari depan Balaikota sampai depan Wisma Antara, akhirnya saya dan teman kantor menikmati hiburan musik keroncong di panggung ke-tiga ujung jalan. Walaupun hujan di awal acara, ternyata tidak menyurutkan pengunjung untuk menghadiri Jakarta Kaki Lima Night Market yang diselenggarakan tiap Sabtu Malam-Minggu itu. Banyak pengunjung yang hadir dari luar Jakarta, bahkan ada juga peneliti dari luar negeri yang juga hadir di sana. Bapak Jokowi beserta istri yang membuka acara Jakarta Kaki Lima Night Market juga turut berbelanja di beberapa stand.
1418981877697502924
1418981877697502924

Untuk kelompok maupun perseorangan yang ingin berpartisipasi berjualan di Jakarta Kaki Lima Night Market, bisa mendatangi Suku Dinas Koperasi , UMKM, dan Perdagangan yang ada di kantor walikota terdekat dengan membawa KTP DKI Jakarta, pas foto 3x4 dua lembar, contoh/sampel produk yang akan dijual, dan mengisi formulir yang disediakan oleh panitia. Semua prosedur gratis! Tapi itu, antriannya panjang. Rencananya Kaki Lima Night Market ini ke depan dilaksanakan juga di halaman walikota lima wilayah DKI Jakarta.
1418981961530302882
1418981961530302882

Sebelumnya, acara pasar rakyat di malam minggu ini sudah berlangsung sejak dulu di Solo, namun baru tahun 2013 diselenggarakan di Jakarta ketika Bapak Joko Widodo menjabat sebagai gubernur. Acara ini diikuti oleh lebih dari 400 pedagang kaki lima binaan Dinas Koperasi , UMKM, dan Perdagangan Pemprov DKI. Acara ini dievaluasi secara berkala, dan sempat dihentikan sementara dari awal tahun dan dilanjutkan kembali bulan September 2014 hingga akhir tahun ini. Untuk transasksi menggunakan uang elektronik (e-money) sendiri mulai diaktifkan kembali sejak bulan November 2014. Ke depan, PD Pasar Jaya juga akan menggunakan uang elektronik untuk setiap transaksinya. Intinya, masyarakat Jakarta sedang dididik menjadi 'cash-less society', masyarakat yang tidak perlu bawa uang tunai banyak-banyak lah kalau ke pasar tradisional, apalagi dalam pecahan logam. Berat !
Jadi, bagi siapa yang ingin menghabiskan malam minggu bersama teman atau keluarga sambil merasakan sensasi berbelanja menggunakan uang elektronik, maka kunjungilah Jakarta Kaki Lima Night Market mumpung bulan Desember, hari Sabtu, Malam Minggu !
1418982185601801646
1418982185601801646

Berikut adalah video hasil rekaman saya di lokasi :
http://youtu.be/brRX2TuXfFs

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun