Mohon tunggu...
Tulus Muliawan
Tulus Muliawan Mohon Tunggu... Juru ketik yang hobi motret dan bikin video -

https://instagram.com/travelusmuliawan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala AFF 2018, Indonesia Sudah Gagal dari Awal!

22 November 2018   14:44 Diperbarui: 3 Desember 2018   11:09 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia dipastikan gagal lolos ke semifinal Piala AFF 2018 setelah Filipina dan Thailand bermain imbang 1-1, Rabu (21/11). Hasil seri itu membuat Thailand dan Filipina sama-sama ngumpulin 7 poin. Peluang Indonesia lolos ke semifinal musnah karena tim garuda cuma punya 3 poin dengan 1 pertandingan tersisa.

Kalau dilihat jauh ke belakang, saya pribadi nggak heran ya dengan hasil yang didapat Indonesia. Menurut saya kegagalan ini cukup adil karena memang persiapan Evan Dimas dkk jelang ke Piala AFF 2018 minim banget, mepet, dadakan, dan terkesan apa adanya. Beda banget sama tim-tim lain kayak Thailand, Vietnam, dan Filipina yang bener-bener serius nyiapin pasukannya selama berbulan-bulan.

Di saat tim lain mulai pemanasan sebelum turnamen, persiapan justru Indonesia mandek karena drama PSSI vs Luis Milla. Setelah gagal ke perempat final Asian Games 2018, Milla pulang kampung ke Spanyol. PSSI bilang mau perpanjang kontrak Milla, tapi mantan pemain Real Madrid itu nolak karena gajinya sempet nunggak berbulan-bulan. Sebagai seorang profesional wajar aja Milla nolak.

Plis, Jangan Salahkan Pemain

Kayaknya nggak bijak ya kalau kita nyalahin para pemain atas kegagalan Indonesia di Piala AFF 2018. Kata guru BP saya dulu, anak yang nggak pinter di sekolah itu bukan karena anak itu bodoh, tapi karena mereka dididik dengan cara yang kurang tepat sama orang tuanya. Nah ini kalau timnas Indonesia main jelek siapa yang harus disalahin? Ya orang tua timnas. Siapa orang tua timnas? Ya PSSI dong!

Dimana salahnya PSSI? Menurut saya salahnya 1, manajemen kompetisi yang kurang profesional. Selain drama Luis Milla, persiapan Indonesia ke Piala AFF 2018 juga terganggu sama jadwal kompetisi yang padat. Di saat para timnas harusnya udah mulai pemusatan latihan, sebagian pemain masih sibuk main untuk klubnya masing-masing. Wajarlah, karena mereka emang dibayar secara profesional sama klubnya.

Harusnya, jadwal kompetisi diatur sedemikian rupa supaya nggak bentrok sama turnamen penting. Coba aja liat kompetisi Eropa. Mana ada Liga Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, atau liga-liga lainnya bentrok sama Piala Dunia atau Piala Eropa. Nggak usah jauh-jauh deh, jadwal kompetisi negara tetangga kayak Malaysia dan Thailand juga nggak bentrok sama Piala AFF. Jadi persiapan mereka bisa maksimal.

Itu baru dari sisi manajemen kompetisi. Ada 1 hal lagi yang memengaruhi permainan pasukan merah-putih, yaitu kualitas kompetisi. Menurut saya kualitas liga Indonesia masih kalah jauh dari liga Malaysia, Thailand, atau India, yang istilahnya baru kemarin main bola. Saya kaget liat liga India. Permainannya bagus-bagus, infrastrukturnya juga oke. Kalau nggak percaya, coba cek di Youtube.

Saya pernah iseng nonton permainan pemain muda Indonesia di Youtube, mulai dari timnas U-14, U-16, sampai U-19. Saya sempet nggak nyangka kalau itu Indonesia karena mereka main bagus banget! Salah satu yang terbaik itu permainan timnas U-19 era Evan Dimas di tahun 2013. Tapi permainan mereka berubah drastis begitu masuk ke level senior atau main liga Indonesia. Nah! Berarti ada yang salah kan sama liga Indonesia.

Saya apresiasi banget keputusan Evan Dimas, Ilhamudin,  Andik Vermansyah, dan pemain lain yang merantau ke Malaysia dan Thailand. Keliatan banget perbedaan permainan mereka. Bagaimanapun kompetisi di sana lebih berkualitas. Jangan dilihat dari tensi dan suporternya ya. Dari dua hal itu mungkin mereka masih kalah dari Indonesia. Tapi dari manajemen kompetisi, Malaysia dan Thailand patut jadi contoh!

Terus apa solusinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun