Beberapa hari belakangan saya melihat ada beberapa teman saya di facebook meng-update status tentang macam-macam status orang di facebook. Sebagian besar se tulisnya: lagi di mana, lagi pengen apa, kata-kata bijak sampai berdo'a. Habis itu yang berdoa di-comment emangnya Tuhan punya account fb, yang laper kenapa nggak cari makan dan yang update tentang kata-kata bijak dibliang comot dari mana mungkin dan  bla bla bla bla.
Saya nggak tahu kok tu status kayak gitu bisa jadi tren belakangan ini dan yang nge-like dan comment tu banyak banget. Entah maksudnya iseng atau nyindir tapi bisa jadi orang lain yang baca jadi berprasangka, salah ya kayak gitu? Herannya saya juga, kayak yang update status nggak pernah gitu aja, kayak bener aja (yaa.. kebetulan juga se teman-teman saya yang update status gitu bisa dibilang status-statusnya sedikit nyeleneh dan alay). Kalau saya pribadi mending lihat status yang kayak gitu, ketimbang status-status makian, sindiran sinis, komentar sok pinter dan sok bener ataupun status/tweet yang bersifat menyerang dan menjatuhkan orang/instansi lain. Entah kenapa, terkadang ada aja orang-orang yang mampu bikin sosial media yang hakekatnya adalah public space dunia maya jadi nggak nyaman lagi. Siapa yang nyaman liat home FB dan timeline kalau isinya berita-berita negatif, status-status resek kayak sindirian disertai makian dan hal-hal lain yang bikin mbathin (dooh.. penting gak se? nggak perlu diungkapin di sini kalee). Mungkin sebagian besar orang menganggapnya angin lalu (nggak digubris), tapi status ataupun tweet negatif bisa jadi cermin diri seseorang, kayak jargon: you are what you tweet. Ada juga yang berpendapat, Social Media adalah tempat untuk berpendapat dan mengekspresikan diri. Jadi terserah kita dunk mau update status atau nge-tweet tentang apa aja. Sama halnya dengan bergaul di dunia nyata, berinteraksi di dunia maya melalui social media pun ada etikanya sendiri. Lantas bagaimana cara bersosial media yang baik? Ini adalah beberapa tips bersosial media yang saya dapatkan dari berbagai sumber: 1. Social Media bukan ruang pribadi, karena itu sebaiknya tidak menjadikannya sebagai outlet kekesalan, kemarahan dan lainnya. Meskipun social media bisa jadi tempat yang asik untuk memuntahkan semua kekesalan, entah terhadap teman ataupun atasan. Namun jika Anda memang aware terhadap karir dan citra positif, jangan pernah membawa keluhan yang terjadi di ranah offline ke ranah online. Apalagi kalau status atau tweet ditulis dengan huruf besar-besar dan tanda seru yang banyaaak plus disertai emosi yang meledak-meledak? Sebaiknya jauhi FB/Twitter kesal, marah, dan ingin curhat. Sepertinya langsung chat dengan orang terdekat adalah alternatif ungkap kekesalan 2. Bersikaplah santun dan tunjukkan respek pada siapapun yang berkomunikasi dengan Anda. Sikap positif ini akan meningkatkan kepercayaan orang kepada Anda. 3. PDA jangan terlalu diekspos. Suatu pernyataan yang menyangkut hubungan pribadi atau Public Display of Affection (PDA) sebaiknya tidak terlalu diekspos, mungkin akan lebih cocok diungkapkan via message atau DM aja. Hati-hati juga dalam mengunggah foto dalam akun. Boleh saja memasukkan foto-foto bersama pasangan dalam akun, namun pilih foto yang lebih netral. Hindari foto dan video yang terlalu mesra. Bukan hanya tidak pantas memasukkan itu di wilayah publik, namun juga menghindari terjadinya penyalahgunaan. 4. Sebaiknya jangan update melulu dan terlalu eksis, apalagi status/tweet terkait diri sendiri. Lagian nggak semua orang mau tahu kondisi kita yang terkini. Intensitas dalam bersocial media juga perlu dikendalikan. Manfaatkan juga aplikasi di media social yang bisa mengendalikan privasi kita jadi hanya beberapa orang yang tahu postingan tersebut. 5. Anti Men-Tweet/Update Status Negatif. Terutama tentang perusahaan atau atasan tempat kita bekerja atau orang lain bahkan teman sendiri. Jika punya keluhan, baiknya langsung bicarakan langsung dengan yang bersangkutan. Social Media bukan tempat yang tepat untuk mengeluh, ingat social media adalah public area. Kadang ada juga yang memasang sindiran halus, menyindir via social media bukannya malah menghadap orangnya langsung terkesan cuma berani di belakang. 6. Saring Kalimat. Mengkritik tokoh, seleb, atau salah satu instansi sih boleh saja, tapi jangan pakai kata kasar ah. Bukan kita bisa dituntut karena dianggap memfitnah. Bukan hanya nama kita yang dicap negatif, tapi juga tempat kita kerja. Lagian nggak enak juga se bacanya. Yaap, itu adalah berapa tips yang saya dapatkan disertai opini pribadi. Semoga bermanfaat dan menjadikan kita lebih aware dalam berinteraksi sosial di dunia maya dan lebih banyak mendapatkan sisi positifnya ketimbang negatif. NB: Tulisan ini pribadi juga pengingat buat saya, biar nggak terlalu keranjingan bersocial media hihihi Sumber: http://www.vemale.com/relationship/karier/8376-how-to-make-a-good--personal-branding-.html http://lifehacks.web.id/4-tips-menjaga-reputasi-di-dunia-online http://www.biifriends.com/tips_trick/view/24 https://www.facebook.com/note.php?note_id=175894022085 CitaCinta edisi 26/XII
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H