[caption id="attachment_197714" align="aligncenter" width="465" caption="Sumber Gambar: republika.co.id"][/caption] Isu mengenai suku, agama, ras dan antargolongan sedang merebak dalam Bulan Ramadhan kali ini. Isu tersebut muncul berkaitan dengan Pemilukada DKI Jakarta di mana salah satu calonnya merupakan anggota masyarakat yang dianggap minoritas dari Warga DKI Jakarta. Isu ini semakin memanas dan dikhawatirkan memicu konflik di kemudian harinya. Masalah yang terjadi adalah banyak pihak-pihak yang memang berkeyakinan bahwa seorang pemimpin haruslah seorang muslim. Tidak seharusnya memaksakan sebuah keyakinan, walaupun dalam ayat memang disebutkan mengharamkan pemimpin non-muslim. Saya seorang muslim dan saya mengetahui ayat itu. Memang tertulis ayat yang demikian, namun benarkah pemimpin yang kita pilih seorang non-muslim? Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dipanggil Ahok memang seorang non-muslim. Beliau beragama Kristen Protestan. Namun, perlu diketahui bahwa Beliau merupakan seorang Calon Wakil Gubernur, masih ada Calon Gubernurnya, yaitu Joko Widodo atau yang biasa dipanggil Jokowi. Pak Jokowi merupakan seorang muslim yang taat. Perjalanan Beliau ke tanah suci dalam Bulan Suci Ramadhan menunjukkan hal demikian. Mengapa? Karena saat tahun lalu saya melaksanakan ibadah umrah pada Bulan Suci Ramadhan, temperatur di Mekkah menunjukkan angka 53 derajat Celcius. Jika bukan seorang muslim yang taat, rasanya tidak akan sanggup untuk berbulan Ramadhan di tanah suci Mekkah dan Madinah. Namun, banyak yang menghembuskan isu Beliau Islam Kejawen. Namun, tidak pernah ada yang mampu membuktikannya. Kalaupun benar Pak Jokowi seorang Islam Kejawen, mengapa masyarakat tidak ribut-ribut dengan sosok Sri Sultan Hamengkubuwono di mana sudah menjadi rahasia umum bahwa Sultan di DIY tersebut tidak menjalankan Islam secara murni. Banyak ritual-ritual dilakukan yang dapat dikatakan sebagai bid'ah atau ibadah yang diada-adakan. [caption id="attachment_197712" align="aligncenter" width="663" caption="Sumber Gambar: news.nasional.vivanews.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H