Mohon tunggu...
Arning Susilawati
Arning Susilawati Mohon Tunggu... -

Muslimah. Reporter @bikinmajalah.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karaktermu Belum Kuat

4 Juni 2016   03:22 Diperbarui: 4 Juni 2016   03:48 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekelumit kegalauan yang aku hadapi tak ubahnya debu bagi segelintir orang yang memiliki “karakter kuat”. Mereka nampak biasa saja. Bak awan biru di langit. Menenangkan pada siapapun yang meliriknya. Pun juga memberikan rasa nyaman karena pertanda hari itu hujan tidak sejenak bertamu.

Aku penasaran padanya. Apa maksud sentilan panas “karakter kuat” yang doi tuliskan. Pikiran merambah pada apa-apa yang harusnya aku kerjakan namun aku lalaikan. Pada rasa yang mungkin butuh energi untuk dihidupkan kembali.

Lantas, aku katakan bahwa masalahku tentang dunia yang tak bersahabat. “Sampai kapanpun, dunia emang gak bersahabat sist,” ucapnya tegas.

“Tapi aku masih kepikiran terus akan hal itu. Gimana dong?” sanggahku.

“Lah… Pan udah ane bilang, karakter ente belum kuat!” ujarnya kembali saat aku mulai cerewet.

Belum sempat aku menanggapi, ucapan
“Gak usah banyak ngomong deh lo,” terlontar lagi dari mulutnya.

Haha… Namanya lagi minta saran, sekeras apapun ucapan, ya ditelan aja. Yang dicari kan “saran” bukan perkataan yang menusuk. Meski sesekali nyelekit, tapi aku berusaha untuk cari “celah positif” darinya.

Jeng jeng… Nasihatnya adalah, “Kalo emang kamu mau ngilang ya kayak aku aja. Gak perlu rame di group. Kita kerja gercep. Kayak dulu, gak perlu keakean rapat toh hasilnya semrawut. Kayak kita lah, jarang rapat tapi jadi lini teraksi. Karyanya keliatan.”

Aku? Memilih diam!

“Jadi aku harus?” tanyaku.

“Belajar! Tonton tuh video Ustadz Yusuf Mansur. Aku aja udah nonton dari jaman SMA kok. Banyak kisah hikmah disitu. Tauhidnya dapat. Dan kenapa karaktermu belum kuat? Ya karena kamu butuh banyak belajar tentang tauhid. Percaya bahwa yang menggerakkan kamu itu Allah. Gak ada yang lain. Usaha terus sampe mentok baru pasrah. Lah ini, belum juga berjuang udah mikir yang macem-macem.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun