Negara Indonesia dapat merdeka sampai sekarang tidak terlepas dari peran santri yang sangat gigih dalam memperjuangkan NKRI. KH Abdurrahman Wahid misalnya, satu satunya presiden Indonesia dari kalangan santri. Beliau mempunyai andil dan peran besar dalam pemerintahan. Ini semua menunjukkan bahwa betapa hebat dan berharganya santri itu sendiri. Santri tidak selalu monoton hanya belajar kitab kuning, akan tetapi santri juga bisa menuntut ilmu setinggi-tingginya, bahkan bisa menjadi orang nomor satu di Negara ini. Dengan tidak melupakan nilai-nilai luhur, peran, serta hakikat santri itu sendiri. Tidak heran jika kemudian sampai saat ini slogan NKRI harga mati selalu mengaung di bumi santri dengan kesadaran bahwa menjaga persatuan dan kerukunan adalah jihad tersendiri.
Semua orang pasti sudah tahu mengenai santri. Santri adalah orang yang belajar agama Islam yang mampu berpegang teguh dengan Al Qur'an dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW serta teguh pendirian. Santri saat ini telah merajalela di berbagai negara, terutama di Indonesia. Banyak pesantren yang dapat ditemui hampir setiap daerah dengan ribuan santrinya. Setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri, itu artinya kita sebagai santri diakui oleh seluruh masyarakat Indonesia. Jadi, sebagai santri jangan minder apalagi takut. Saat ini santri telah mengalami revolusi yang berbeda dari zaman dahulu, namun tidak mengurangi jati diri sebagai seorang santri. Santri zaman now bukanlah orang yang hanya duduk manis mengaji kitab kuning dan Al Qur'an yang lengah dengan segala perubahan trend dunia internasional saja. Santri zaman now bukan lagi gaptek, namun menguasai imtaq dan iptek. Sebagai santri harus dapat memanfaatkan masa emas ini dengan segala kemodernan yang ada untuk mencetak jati diri yang berguna bagi masyarakat dan negara.
Peran santri bagi NKRI sangatlah banyak. Penerapan 4 Pilar Kebangsaan di hadapan para kyai dan santri sangat penting. Adapun 4 Pilar Kebangsaan tersebut terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika. Keempat pilar tersebut merupakan  pedoman untuk membangun karakter bangsa. Sosialisasi dan penerapan 4 pilar tersebut harus terus dilakukan agar pengaruh-pengaruh buruk dari luar dapat dihalau. Terutama pengaruh-pengaruh yang menyebabkan timbulnya radikalisme dan terorisme.  Keempat pilar ini adalah pondasi kokoh dalam diri setiap masyarakat Indonesia. Juga sebagai pedoman bagi warga negara dalam bertindak. Jika pilar-pilar ini diimplementasikan, maka Indonesia akan menjadi negara yang damai dan makmur.
Santri harus mempunyai pendidikan karakter sehingga dapat menerapkan 4 pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Zaman sekarang banyak paham-paham yang pra-nasional yang mengidiologikan agama, untuk dapat menghadapi serangan tersebut maka para santri harus mempunyai edukasi dengan tujuan membentengi. Edukasi tersebut dapat diambil dari nilai-nilai yang tercermin dalam 4 pilar kebangsaan. Apa yang didapat dari 4 pilar tersebut harus dapat diambil manfaatnya dan disebarkan kepada masyarakat. Selain memiliki keluasan ilmu-ilmu keislaman, santri juga harus melakukan transformasi kehidupan. Ilmu-ilmu yang dikuasai perlu dibumikan ke dalam kenyataan yang menjelma dalam bentuk pemberdayaan dan penguatan masyarakat.
Sosialisasi 4 pilar kebangsaan harus digencarkan dalam lingkup pesantren. Siapa lagi kalau bukan para santri sebagai generasi muda yang akan meneruskan perjuangan menjaga keutuhan NKRI? Dari tangan pemudalah semua perubahan akan terjadi. Maka dari itu, 4 pilar tersebut harus menjiwa darahi para santri agar tidak terjadi penyelewengan yang dapat menyebabkan perpecahan. Santri harus dapat menunjukkan bahwa sayogyanya santri itu dapat dan bisa menjaga keutuhan NKRI dari segala pengaruh buruk. Sehingga dalam mata dunia terlihat bahwa negara Indonesia adalah negara yang bersatu dan cinta damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H