Ateis, sejenak jika kita mendengar kata tersebut. Hal yang sering kita pikirkan adalah orang yang tak bermoral,kejam,tak punya nurani,dan sebagainya. Di pikiran kita pasti kita akan mengatakan bahwa orang yang tak percaya Tuhan itu pasti tak bermoral. Dalam hal ini aku ingin menuangkan opiniku tentang ateis, Â meskipun aku bukan Ateis.
Ya, jika memang orang yang tak bertuhan memang tak bermoral. Apakah kita yang dilahirkan sebagai bayi pada awalnya yang belum memahami Tuhan. Apakah kita semua saat menjadi bayi juga tak bermoral ?. Ya jika mungkin kita semua setidaknya pernah menjadi Ateis walau hanya sebentar. Mungkin begitu juga denganku.
Pada awalnya Ateis bukanlah didefinisikan sebagai ketidakpercayaan kepada Tuhan dalam arti sekarang ini, melainkan istilah Ateis pada jaman dahulu digunakan untuk menyebut seseorang yang menyimpang dari agama resmi suatu negara atau ajaran dari agama tersebut atau sekarang disebut bida'ah. Seperti yang dialami oleh Sokrates yang dihukum mati akibat dakwaan yang ditujukan oleh miletus yaitu memperkenalkan dewa baru (menyebarkan ajaran ketuhanan yang baru) dan bertentangan dengan ajaran agama yunani kuno saat itu.Â
Ya, saat itu memang ajaran filosofi Sokrates banyak yang menyinggung tentang hal ketuhanan dan mempertanyakan tentang adanya dewa di khayangan. Meskipun Sokrates sendiri adalah penyembah dewa-dewi Yunani kuno. Dalam kerajaan Romawi orang-orang kristiani juga disebut ateis pada saat itu karena mereka tidak menyembah dewa-dewi Romawi. Sehingga pada awalnya Ateis bukanlah suatu bentuk ketidakpercyaan pada Tuhan. Sejarah awal ateisme berawal dari Yunani kuno salah satu bentuk paling awal ateisme adalah keraguan dan kritik terhadap kepercayaan dewa-dewi di Yunani Kuno.
Xenophanes
Xenophanes adalah seorang filsuf yang mengajarkan filosofinya melalui puisi. Xenophanes juga mengkritik tentang dewa-dewi dalam puisinya. Salah satu kritiknya yang paling terkenal adalah
Manusia menghendaki bahwa Tuhan dilahirkan,memakai pakaian,bersuara, dan berbentuk seperti manusia. Tetapi jika Lembu, Kuda, dan  Singa mempunyai tangan maka Kuda akan menggambarkan Tuhan dengan gambaran mirip dengan kuda dan Lembu akan menggambarkan Tuhan dengan gambaran mirip lembu, dan masing-masing akan menggambarkan Tuhan dengan bentuknya masing-masing. Orang Etiopia mengatakan bahwa Tuhan mereka berhidung pesek dan berkulit gelap; orang orang Thrasia mengatakan bahwa Tuhan mereka bermata biru dan berambut merah. Hanya ada satu Tuhan, ia adalah yang paling besar di antara semua tuhan dan semua manusia, dan ia tidak mirip dengan manusia entah dalam pikiran maupun dalam rupanya
Ya perkataanya adalah kritik tentang dewa-dewi Yunani kuno saat itu. Dalam kritikannya ia juga mempunyai konsep yang bisa dibilang tentang monoteisme atau satu Tuhan walau mungkin sedikit berbeda dengan Monoteisme saat ini. Konsepnya terhadap Tuhan dalam kritikannya adalah bahwa Tuhan haruslah sebagai pribadi yang tak terikat pada apapun dalam hal ini ia ingin mengatakan bahwa ia tidak percaya Tuhan mempunyai atribut kemanusiaan seperti yang digambarkan oleh Homer dan Hesiod.Â
Yang menarik adalah menurut pendapatku bahwa Xenophanes mungkin telah melahirkan ketiga konsep sekaligus yaitu Ateisme,Agnostik,dan Monoteisme. Ateisme yang dimulai dengan ketidakpercayaan, Agnostik yang dimulai dengan keraguan, dan Monoteismen yang dimulai dengan keimanan. Barangkali ketiga hal tersebut pernah kita alami. Bahkan bagi diriku dalam memahami Tuhan ada hal yang kupercayai, ada hal yang kuragukan, dan ada hal yang memang kutidak percayai. Hanya saja akhirnya aku tetap kembali untuk mempercayainya.
sumber referensi :