(Sumber: instagram.com/mileniabdrhmn)
Mengutip pernyataan Tan Malaka, beliau menyebutkan tentang kemewahan Mahasiswa yang bisa dibanggakan adalah idealismenya. Jika idealisme sudah hilang dalam diri Mahasiswa, lalu kemewahan apa lagi yang hendak dibanggakan? Senada dengan itu, Ketua Biro Politik Aksi Strategis Himapol UMJ, dan Staff Agitasi Politik dan Propaganda Himapol Indonesia, Milenia Ferli mengatakan
“Pelantikan Presiden BEM UMJ harus bersih dari kepentingan partai politik, golongan tertentu dan intervensi senior yang sifatnya destruktif atau sengaja mengkooptasi gerakan. Pasalnya, tahun ini merupakan momentum politik yang besar, karena tahun depan kita akan melaksanakan pemilihan umum serentak, sehingga gerakan Mahasiswa selalu menjadi bidikan empuk bagi para pemangku kepentingan.“ (Jakarta, 17 Maret 2023)
Dalam momentum pelantikan Presma UMJ, lanjut Milenia mengatakan “Seorang Pemimpin organisasi Mahasiswa haruslah mempunyai moralitas, integritas dan juga kapabilitas dalam mejalankan tugasnya, agar bisa menjadi patron bagi lembaga yang dinaungi di bawahnya. Seperti BEM Fakultas, Hima-Hima di jurusan dan juga lembaga lainnya, supaya dalam mengemban tugasnya sesuai denga napas perjuangan yang menjadi cita-cita luhur Muhammadiyah.”
Dalam tatan politik Indonesia, organisasi kemahasiswaan merupakan kelompok penekan (pressure group) yang harus mengawasi kinerja Pemerintah dan lembaga-lembaga negara, sekaligus memberikan kritik baik secara lisan maupun tulisan. Ketika terdapat hal yang mengganjal dari kinerja aparatur negara atau hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Maka, Mahasiswa berhak menjalankan fungsinya sebagai social control, agent of change untuk bisa mencegah kesewenang-wenangan Pemerintah.
Status quo Indonesia, dalam menyongsong Pemilihan Umum 2024, kelompok mahasiswa baik intra kampus maupun ekstra kampus merupakan salah satu yang diharapkan dapat mengambil peran aktif baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu peran mahasiswa yang sangat krusial yakni kontrol sosial (social control) yang harus bisa diimplementasikan dalam momentum Pemilu serentak 2024 mendatang. Untuk mewujudkan peran mahasiswa dalam melakukan Kontrol sosial jelang pemilu serentak, maka hal utama yang harus dijaga adalah sikap netral dari organisasi/kelompok mahasiswa.
Netral dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah; tidak berpihak (tidak ikut atau tidak membantu salah satu pihak). Jika dikaitkan dengan Pemilu serentak yang akan dilaksanakan 2024 mendatang, maka kelompok mahasiswa intra kampus baik, BEM, HIMA Fakultas, HIMA Jurusan, maupun organisasi ekstra kampus seperti HMI, IMM, GMNI, PMII dan organisasi ekstra kampus lainnya harus bebas dari intervensi kelompok manapun ataupun tidak melakukan politik praktis maupun menunjukan keberpihakan kepada pasangan calon. Supaya inetgritas sebagai Mahasiswa tetap terjaga.
Sebab dekadensi moral bisa terjadi apabila seorang pemimpin gerakan tidak bisa menjaga khittah perjuangannya. Yang harus diketahui bersama oleh kelompok mahasiswa adalah, menjaga netralitas organisasi pada Pemilu serentak di Indonesia tidak akan menghilangkan hak politik tiap-tiap individu anggota untuk memilih. Netral dalam konteks organisasi kemahasiswaan bukan berarti tidak memilih, melainkan menjaga jati diri sebagai kelompok yang menjunjung tinggi idealisme serta bebas dari intervensi.
Maka dari itu, untuk menjaga integritas dan independensi Mahasiswa dapat diaplikasikan pada Pemilu serentak yang akan datang. Organisasi-organisasi kemahasiswaan baik intra kampus maupun organisasi kemahasiswaan ekstra kampus harus mampu menjaga netralitas kelompoknya dan berpegang teguh pada idealismenya dengan mulai mandiri secara gerakan, dan hal tersebut bisa mulai dilakukan dengan cara membangun jiwa kewirausahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H