Indonesia sudah diakui sebagai negara yang memiliki potensi besar di bidang kelautan. Indonesia dituntut mampu menyediakan pangan produksi laut. Potensi dari sektor kelautan Indonesia sangat besar mencapai Rp 3000 triliun per tahun. Namun potensi ini belum dikelola secara optimal  karena pembangunan yang masih berorientasi kedaerahan dan belum terwujudnya kebijakan di bidang kelautan yang terpadu.
Melihat peluang tersebut, Universitas Hasanuddin (Unhas) membangun tambak  seluas 21 hektar di Desa Bajo, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Tambak pendidikan ini dikelola Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Hasanuddin dan menjadi tempat latihan, pendidikan, serta penelitian bagi para Mahasiswa.
[caption id="attachment_324516" align="alignnone" width="500" caption="sumber: www.unhas.ac.id"][/caption]
Selain dilengkapi dengan sarana pembelajaran , tambak pendidikan ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti musholla, lapangan tenis, fasilitas perumahan dan penginapan yang dimaksudkan untuk memudahkan para mahasiswa yang sedang belajar praktik disana  atau para pengunjung yang datang kesana.
Dalam upaya budidaya Kepiting Soka (Soft Shell Crab), Prof. Yoshinta peneliti senior Unhas meracik formula vitomolt yaitu suatu formula yang terbuat dari sari bayam yang secara biologis melunakkan dan melepaskan cangkang keras kepiting soka. Ternyata, di dalam bayam mengandung substansi yang merangsang pertumbuhan sehingga kepiting melepaskan kulitnya yang keras. Formula ini dijual dengan harga murah untuk membantu petani melakukan budidaya yang sama.
Limbah produksi berupa cangkang kepiting juga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk dan dapat juga menjadi citosan anti bakteri tumor. Sementara kalsium dari cangkang kepiting soka bisa dibuat bahan pasta gigi dan tulang tiruan. Dengan demikian, tidak ada hal yang terbuang dari upaya budidaya kepiting tulang lunak. Tambak Unhas juga membudidayakan udang, ikan nila, kima langka, berdiameter hingga satu meter, kuda laut, dan rajungan.
Presiden SBY dan Ibu Ani pun meninjau Tambak Pendidikan Hasanuddin di Desa Bejo. Presiden SBY dalam kunjungan ke Universitas Hasanuddin, memberi penghargaan tinggi kepada Universitas Hasanuddin, yang merupakan salah satu sentra penelitian unggulan di Asia Tenggara. Presiden SBY mengapresiasi upaya nyata Universitas Hadanuddin (Unhas), Makassar, untuk meningkatkan perekonomian melalui pengembangan sektor kelautan dan perikanan.
[caption id="attachment_324515" align="alignnone" width="300" caption="sumber : http://fikp.unhas.ac.id/"]
"Ini menjadi contoh yang bagus. Oleh karena itu, jadilah yang terbaik di masa depan dengan tekad pengembangkan pangan nasional, terutama dari sisi kelautan dan perikanan kita," ujar Presiden SBY. Setelah selesai melakukan peninjauan, SBY dan Ibu Ani langsung melanjutkan perjalanan darat ke Makassar.
Semoga upaya ini dapat dilakukan oleh kampus-kampus lain se-Indonesia sebagai upaya menggali potensi besar Indonesia di bidang kelautan dan perikanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H