Ternyata rasa takut Megawati masih begitu besar untuk mencalonkan Jokowi sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Hal ini tampak dari pernyataannya saat pendeklarasian dukungan Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada pencalonan Jokowi sebagai presiden. "Saya bilang Pak Jokowi, inget sampeyan dijadikan calon presiden tapi jangan lupa, jangan inget capresnya saja, tapi Anda adalah petugas partai yang harus menjalankan apa yang ditugaskan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," kata Megawati.
Kemudian Megawati kembali menegaskan "Banyak orang sepertinya ingin memilah. Sekarang kan sudah ada Pak Jokowi, perannya ada pada Beliau, nah jadi mestinya kita deket-deket sama Beliau. Monggo. Tidak jadi soal. Karena saya sangat tahu hari-hari seperti ini mereka yang akan bermain di tikungan itu banyak sekali," katanya.
Megawati juga menegaskan bahwa partainya tidak membentuk koalisi, tapi bekerja sama, dengan partai lain. "Sebelum yang namanya sistem presidensial ini, di republik ini ditiadakan, dan berganti sistem maka dengan konsisten saya akan selalu mengatakan kalau sistemnya adalah sistem presidensial maka tidak ada yang namanya koalisi dan oposisi, adanya kerja sama dan tidak ada di pemerintahan," katanya. "Kalau tidak percaya omongan saya, tolong baca di dalam konstitusi Republik Indonesia," tambahnya lagi.
Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie mempertanyakan keseriusan PDI Perjuangan (PDIP). Khususnya, dalam membangun koalisi tanpa bagi-bagi kekuasaan (power sharing). Jangan-jangan, kata Marzuki, PDIP hanya sebatas membuat jargon lantaran sudah percaya diri bisa mengusung capres-cawapres sendiri. "Apakah PDIP serius tidak mau bagi-bagi kekuasaan menteri dan cawapres? Atau itu hanya sebatas jargon belaka?" katanya. Marzuki menyatakan partai politik mesti berani bersikap jujur bahwa ada pertimbangan pragmatis dalam membangun koalisi. Koalisi yang dibangun tidak hanya berpikir visioner tapi juga bisa menang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H