Tampak sekumpulan orang mengenakan baju putih di dalam persidangan kasus skandal Century di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dengan saksi mantan Gubernur Bank Indonesia (BI), Boediono. Semua berawal dari berbagai undangan melalui pesan singkat (SMS) maupun blackberry messenger yang beredar, dengan undangan terbuka untuk datang ke Tipikor dengan drescode putih tersebut.
[caption id="attachment_335407" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: sahabat boediono twitter"][/caption]
Dalam undangan terbuka itu disebutkan, keyakinan bahwa Boediono yang sudah menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi 2008. Sementara di sosial media, muncul hastag #SupportBoediono. Belum diketahui siapa yang memulai gerakan memakai baju putih ini. Entah siapa juga yang menjadi motor penggerak di lapangan dengan aksi mobilisasi massa ini.Namun suatu hal yang pasti tujuan kedatangan mereka ini untuk mendukung Boediono.
Kebijakan bailout Bank Century tak bisa diadili, apalagi diadili melalui kaca mata pasca-krisis. Yang bisa diadili adalah penyelewengan dana bailout setelah dikucurkan. Atau suap kepada pejabat BI seperti kasus BM. Mengundang SMI dan Pak Boed dalam persidangan ini mengarah kepada pengadilan atas kebijakan bailout BC. Sudah berlebihan bahkan cenderung ngawur. Jadi yang benar adalah mengadili penyelewengan dana bailout bukan mengadili kebijakan.
Memang yang patut disayangjan pada JK dalam kasus bailout BC, dia seolah-lah mau cuci tangan. Padahal dia berada di tengah pusaran arus. Jika kasus Century menjadi pangung politik JK maka ditahun politik ini mau tidak mau semuanya pasti dihitung motivasi dan pengaruhnya bagi kepentingan kompetisi politik.
Kasus bailout Century memang sudah berlangsung cukup lama sepanjang umur masa Pemerintahan presiden SBY yang kedua, sejak Pansus Century dibentuk di DPR pada awal 2010. Apapun keputusan pengadilan terkait kasus ini, tentu akan memberikan pelajaran yang sangat berharga, walaupun pahit, bagi para pejabat publik di republik ini di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H