Mohon tunggu...
Abdul Baqi
Abdul Baqi Mohon Tunggu... -

I still find each day too short for all the thoughts I want to think, all the walks I want to take, and all the friends I want to see.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aktivis Malari 1974 Bicara Sosok Prabowo

2 Juni 2014   18:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:48 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ialah Salim Hutadjulu yang dipenjara karena menentang Rezim Orde Baru memberikan statement yang luar biasa yakni : Tidak Ada Yang Namanya Pelanggaran HAM

[caption id="attachment_339676" align="alignnone" width="500" caption="twitter.com"][/caption]

Persoalan kasus Hak Asasi Manusia (HAM) banyak memojokkan Prabowo tentu berimbas pada dukungan para aktivis HAM termasuk aktivis Malari tahun 1974. Sekelompok tokoh aktivis Malari telah menyatakan dukungan kepada figur lain. Namun tidak demikian dengan Salim Hutadjulu yang memilih mendukung Prabowo.

Salim semakin heran, manuver para politisi di negeri ini yang kerap menggembar-gemborkan berita buruk kepada Prabowo. "Bukannya saya tidak setuju, tapi coba lihat kepada masalah yang real pada saat itu, kita jangan langsung main menuduh begitu, kemudian menjadi pusat perhatian juga dari negara lain." ungkap Salim.

Salim melanjutkan ihwal masalah Praboro tahun 1998, saat itu terjadi peralihan kepemimpinan dari Presiden Soeharto ke Presiden Habibie. Terjadilah kemudian apa yang disebut peristiwa Trisakti. Pada saat itu terjadi ada orang yang hilang, ada yang meninggal, tapi kemudian semua tuduhan itu dialamatkan kepada Prabowo yang kala itu menjabat Panglima Kostrad hingga ada pemberhentian jabatan. Salim mengaku heran sampai saat ini banyak yang menyebut pelanggaran HAM namun tidak sampai di pengadilan.

Lebih lucunya lagi menurut Salim, pada Pemilu 2009 lalu, Megawati naik berpasangan dengan Prabowo. Pada saat itu nama Prabowo sebagai calon wakil presiden dan sama sekali tidak ada komentar soal HAM. Hal ini membuktikan tuduhan pelanggaran HAM kepada Prabowo tidak memiliki dasar yang kuat. Kalau sekarang kemudian tuduhan itu muncul, besar kemungkinan lawan politik yang kontra dan menyebarkan isu tersebut, menurut Salim itu tidak ada gunanya dan diluar akal sehat.

Salim mengisahkan dirinya ketika ia masuk penjara saat kasus Malari, Prabowo saat itu baru menyelesaikan pendidikan AKABRI. Salim tahu persis tentang Prabowo yang memiliki kecerdasan dan kepandaian yang tinggi. Bahkan Salim mengenal ayahanda Prabowo Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, hingga ia mengenal panggilan akrabnya Tjung, yang tidak diketahui banyak orang.

Salim dinilai sangat kokoh berprinsip untuk tidak mengkultuskan seorang figur. Sama saat dia dipenjara saat itu, padahal mahasiswa mengangkat Soeharto setelah menjatuhkan Soekarno. Salim sendiri masih berpendapat bahwa pengkultusan figur itu tidak benar, hanya pandangan rasional berdasarkan fakta peristiwa menjadi landasan opininya.

[caption id="attachment_339678" align="alignnone" width="236" caption="twitter.com"]

1401683907917645213
1401683907917645213
[/caption]

Salim kini berusia 64 tahun, pensiunan PNS Pemda DKI, yang pernah disekolahkan Gubernur Ali Sadikin di Australia. Salim berharap kedepannya dia masih mampu berbuat sesuatu kepada negara. Salim menginginkan negeri ini menjadi lebih baik, makmur dan sejahtera. "Siapapun yang muncul membawa amanah dari rakyat" tegas Salim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun