Mohon tunggu...
Bella Monica
Bella Monica Mohon Tunggu... -

mahasiswa jurusan perencanaan wilayah dan kota yang lagi belajar menulis, semoga menulis bisa menjadi hobi baru yang menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Penerapan Greenroof Sebagai Salah Satu Inovasi Mengurangi Dampak Global Warming

4 Desember 2016   23:27 Diperbarui: 5 Desember 2016   00:47 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanasan global (global warming) semakin marak diperbincangkan akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi ini bahkan dapat menyebabkan ketidakstabilan suhu dan iklim dan berakhir pada kepunahan makhluk hidup di bumi.

Di Balikpapan sendiri, global warming belum menjadi perhatian khusus oleh masyarakat. Kurangnya kepedulian masyarakat ini menimbulkan inovasi-inovasi baru bermunculan untuk menarik minat masyarakat dalam turut serta berpartisipasi memperbaiki kondisi lingkungan. Salah satunya dengan urban farming karena selain memberikan kontribusi terhadap ketahanan panan perkotaan, urban farming juga berkontribusi dalam penyelamatan lingkungan dengan menghasilkan O2dan meningkatkan kualitas lingkungan kota.

Semakin marak pembangunan menyebabkan keterbatasan lahan di Balikpapan, namun fungsi urban farming tetap dapat diaplikasikan dengan inovasi Green Roof yang merupakan layer atau lapisan struktur konstruksi hijau yang terdiri dari media pertumbuhan/tanah dan media tanaman diatas sebuah bangungan (Canada Mortgage and Housing Corporation, 2006) Model green roof ini merupakan modifikasi dari penggunaan lahan di daerah yang telah terbangun dan sesuai diterapkan oleh bangunan-bangunan di perkotaan yang memiliki tingkat kerapatan tinggi dan keterbatasan lahan.

Penerapan green roof memiliki peran penting dalam mengurangi global warming sekaligus menciptakan isu sustainabilitas perkotaan dimana menurut International Green Roof Association (IGRA) antara lain dapat membantu mengurangi penyerapan panas ke dalam bangunan dengan efek shading dan proses evapotranpirasi yang berfungsi untuk mendinginkan suhu udara di sekitar atap bangunan dan mempengaruhi suhu termal ke dalam bangunan. Dapat meningkatkan daya tahan atap bangunan dikarenakan perlindungan terhadap tekanan radiasi ultraviolet, rasio ozon, dan hujan yang pada umumnya dapat mempercepat proses kerusakan atap.

Green roof juga berperan dalam kontribusi terhadap manajemen air hujan terutama storm water (air hujan yang tidak diserap ke dalam tanah) dimana green roof dapat menyerap hingga 50%-60% ke dalam tanah mediumnya, setelah penyerapan air hujan oleh tanaman, air tersebut akan dievaporasikan (diuapkan) kembali ke udara dan sisanya akan disalurkan dalam pengelolaan air hujan seperti tanki penyimpanan air sebagai cadangan air bagi tanaman dan dapat diolah menjadi air bersih sehingga dapat dikonsumsi masyarakat yang tinggal di gedung tersebut.

Green roof dibentuk atas beberapa lapisan di atas beton atap rumah agar tanaman yang ditanam di atasnya dapat tetap terjaga, tentunya dengan perawatan yang cukup rutin dari pemilik. Lapisan paling atas tentunya diisi oleh media tanaman, lapisan kedua ada waterproofing (penahan air) sebagai penyerat, setelah itu ada sekam padi sebagai media tumbuh dan melekatnya akar. Concentrate block sebagai penguat lapisan dn kerikil sebagai saluran air yang mengalir dari atas sehingga tidak mengikis beton yang dilapisi oleh screed sebelum berbatasan dengan atap beton rumah.

Isu global warming semakin tahun semakin mengkhawatirkan karena dampak yang berkepanjangan bagi seluruh masyarakat di dunia, oleh karena itu penerapan inovasi untuk meminimalisir dampak global warming seperti green roof ini dapat segera diterapkan di perkotaan-perkotaan Indonesia terutama Balikpapan yang juga dapat berpengaruh pada tingkat kenyamanan hidup masyarakat  karena adanya pengganti RTH ini.

Sumber:

Canada Mortgage and Housing Corporation, 2006

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun