Mohon tunggu...
tukiman tarunasayoga
tukiman tarunasayoga Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Kemasyarakatan

Pengajar Pasca Sarjana Unika Soegiyopranata Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Sukses Melawan Covid-19: Memayu Ayuning Bawana

26 Juni 2021   08:27 Diperbarui: 26 Juni 2021   08:36 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KISAH SUKSES MELAWAN COVID 19: 

Memayu Ayuning Bawana

JC Tukiman Tarunasayoga

 

            Sudah tiba saatnya mengganti strategi komunikasi sosial Covid 19: Dari selama ini, -maaf seribu maaf- "menakut-takuti" perlu segera diubah ke  "Kisah Sukses Melawan Covid 19."  Selama ini narasi yang dominan  ditampilkan selalu terkait dengan angka, data, kasus, sebaran berikut wilayahnya, serta yang terakhir ini cakupan vaksinasinya. Tiba saatnya sekarang, semua pihak berkenan menggeser cara bernarasinya  dengan model BERCERITA tentangi Kisah Sukses Melawan Covid 19.  Hal-hal yang terkait dengan angka, data, kasus, sebaran, wilayah, vaksinasi, pakai sajalah sebagai "arsip" atau dokumen internal bagi entah Kementerian Kesehatan, Satgas, Rumah sakit, tenaga medis, Pemda, dan lainnya; dan sekarang, utamakan dan sodorkanlah strategi komunikasi sosial Covid 19 model baru: Kisah Sukses Melawan Covid 19.  Seluruh pemberitaan tentang Covid 19, sampaikanlah, ceriterakanlah, narasikanlah berbagai kisah sukses melawannya.

            Pasti ada jutaan kisah sukses melawan Covid 19, entah yang telah/sedang terjadi atau dilakukan oleh instansi, kelompok, perorangan, dan seribu satu kisah sukses "di pinggir jalan;" mari kita ceriterakan semua sebagaimana layaknya orang biasa menceriterakan apa saja. Kalau  modelnya berceritera secara gosip-gosip, silahkan gossip tentang kisah sukses. Kalau mau dikemas dalam lawakan, stand up comedy, pidato resmi, kotbah, kata sambutan bahkan instruksi resmi pun; mari semuanya berisi tentang kisah sukses melawan covid 19.

Tegasnya, sumber cerita sukses ada di mana saja, siapa pun pasti punya kemampuan untuk bercerita (memang ada yang bisa sangat menarik,   ada juga yang datar-datar saja), dan kecuali itu, seratus persen "pendengar" pasti lebih senang mendengarkan cerita katimbang tampilan data, angka, kasus, dsb. Cerita, apalagi kisah sukses, pasti jauh lebih menghibur, membahagiakan, membuat semangat, memotivasi siapa pun. Bukankah  "menakut-takuti" atau sebutlah "berita menakutkan" cenderung mendorong orang pesimis, gelisah, sedih, patah semangat, dan sejenisnya. Nah.............mari kita ganti dengan Kisah Sukses Melawan Covid 19 (KSMC).

Inilah yang secara aktual disebut dengan penerapan budaya Memayu Ayuning Bawana, --ada yang lebih suka mengatakan Mamayu Hayuning Buwana- . Memayu, itu artinya gawe ayu, agawe becik, mbebecik; membuat menjadi lebih baik, lebih cantik/menarik, maka orang (kita) harus berbenah, ibaratnya perempuan, ya harus bersolek (terus) agar cantik. Itulah ayu namanya. Bawana, itu maknanya ada tiga, yaitu omah (rumah) sebagai tempat tinggal, jagad dalam arti bumi, dan lemah kang jembar, hamparan luas bumi pertiwi. Makna ajakan Memayu ayuning bawana sangatlah jelas, yaitu mari, siapapun, harus merasa terpanggil untuk menjadikan negeri kita Indonesia ini semakin baik, menarik, cantik, dan ungkapan-ungkapan senada lainnya.

Salahsatu cara terbaik untuk memayu ayuning bawana Indonesia yang sedang dilanda keganasan covid 19 pastilah KSMC. Mengapa? Ada sekurangnya empat alasan pokok; pertama, di atas sudah disebut, KSMC lebih membahagiakan, positif, menghibur, dst. Ini penting di saat orang "tintrim" saat ini. Kedua, kita semua sudah tahu tentang Covid 19, karena itu tidak usah diberitahu lebih lanjut yang nuansanya "menakutkan." Bagi yang tidak tahu, berbahagialah, dan sebaiknya mereka jangan dipaksa-paksa harus tahu. Ketiga, kondisi mental di saat seperti sekarang ini menunjukkan orang lebih mudah terpengaruh oleh berita atau apapun yang bernada negatif, miring, sedih dll. karena sangat minimnya KSMC. Sekarang inilah  saat terbaik membahanakan KSMC dan keempat, KSMC sangat kultural dalam arti inilah akar budaya bangsa kita dari Sabang sampai Merauke, yakni membuat segalanya lebih baik, lebih indah, lebih cantik, lebih menarik. Tidak seorang pun di NKRI ini berkehendak melihat yang serba porak-poranda, menyedihkan, suram, pesimistis, dan sejenisnya.

Mari kita kembangkan, kita gelorakan, kita wujudkan KSMC sebagai wujud nyata dan mudah dalam memayu ayuning bawana.

-0- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun