Mohon tunggu...
Tukang Oncom
Tukang Oncom Mohon Tunggu... -

ngapain susah-susah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Takut Predator Parlemen

23 Agustus 2014   01:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:49 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar : mediafitrah.wordpress.com

Pertama saya ucapkan selamat atas keberhasilan pasangan Jokowi-JK yang secara resmi telah dimenangkan oleh keputusan MK atas gugatan kubu Prabowo pada pilpres kemarin. Kita sambut situasi kondusif ini karena sebelumnya sempat dikhawatirkan akan terjadi huru-hara kalau salah satu kubu kalah dalam persidangan.

Isu yang sedang hangat adalah bantahan dari Presiden SBY dan Hatta Rajasa mengenai partainya yang digosipkan akan merapat ke kubu Jokowi. Sebenarnya sih sah-sah saja kalau muncul selentingan gosip politik model begini setelah dinyatakan ada salah satu kubu dinyatakan resmi jadi pemenang. Rapat-merapat itu sudah lumrah dimana dalam kacamata politik tidak ada yang namanya kawan dan lawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan saja.

Kita coba flashback ke masa kampanye pilpres ketika Tim Jokowi menyatakan akan menerima kawan seperjuangan dengan catatan tanpa syarat. Jokowi-JK tidak membutuhkan koalisi yang gemuk, cukup koalisi ramping tapi efektif  dalam bekerja. Pertanyaannya apakah semudah itu ketika pemerintahan baru nanti sudah berjalan? Saya kira cukup wajar Jokowi saat ini ingin merangkul kubu lawan sebelumnya karena untuk menunjang kinerja pemerintah dibutuhkan partner yang bisa mendukung berbagai kebijakannya. Kalau kita hitung-hitungan kekuatan kubu Jokowi di parlemen dibandingkan dengan kubu koalisi merah putih jelas masih kalah. Perlu diingat, pemerintahan SBY yang disokong oleh banyak parpol ternyata tak luput juga dari serangan di parlemen terutama dari parpol yang memainkan kaki dua.

Solusinya menurut penulis cukup sederhana, kunci semuanya ada pada figure SBY dan Megawati sendiri. Kalau keduanya akur rasanya Jokowi akan lebih mudah menggandeng mitra koalisi di parlemen. Megawati jangan arogan atas dendam masa lalu dengan SBY demi kebaikan pemerintahan Jokowi sendiri. Sejarah telah mencatat sejak era reformasi kepemimpinan yang berasal dari sipil pada akhirnya goyang ditengah jalan. SBY saja yang dari militer dan didukung oleh banyak parpol masih sulit menegndalikan predator parlemen yang ganas-ganas.

Selamat bekerja Presiden dan Wakil Presiden yang baru

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/08/22/naoojm-sby-bantah-pernyataan-jokowi

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/08/22/nap90u-pan-tegaskan-beroposisi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun