Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Social Media Content Plan Strategy

22 Januari 2012   16:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:34 3155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam strategi digital marketing maka social media saat ini menjadi bagian yang sangat penting. Ketika masuk ke social media, maka yang perlu dipikirkan selain memilih social media apa yang akan digunakan, tugas berikutnya menentukan konten seperti apa yang akan disajikan bagi komunitas. Oleh karena itu content plan mempunyai peranan yang sangat penting. Karena ketika mengelola komunitas, nggak bisa hardselling karena akan ditinggalkan oleh mereka.

Tapi nggak bisa juga hanya “hura-hura”, ngasih konten yang akan disukai konsumen sehingga interaksinya tinggi. Karena kembali lagi, social media brand mengemban tugas bukan hanya interaksi yang tinggi tapi berdampak pada bisnis. Jadi gimana dong kalau nggak boleh hard selling, tapi juga gak boleh hanya “hura-hura”?

Keduanya harus seimbang, dan ketika mengkomunikasikan tentang produk harus mengemasnya menjadi sebuah interaksi yang menarik, yang bermanfaat buat konsumen. Tantangannya adalah bagaimana menyampaikan pesan, dengan perspektif kepentingan audiens, bukan pemasar.

Lalu konten apa yang seharusnya ada di social media komunitas brand? Berikut adalah beberapa item yang selalu saya tekankan kepada Community Manager di NB Agency Asia.

Awareness

Karena ini komunitas brand, maka audiens harus selalu diingatkan mengenai produk-produk yang kita punya dengan cara-cara yang menarik dan interaktif. Komunikasi tentang produk bisa diselipkan dalam perbincangan atau dialog, atau dengan cara-cara kreatif lainnya.

Contoh yang sangat menarik menurut saya adalah Facebook Axe Filipina, mereka bisa mengaitkan sebuah topik yang menarik, dan mengundang interaksi dengan konsumen tetapi tetap menyelipkan brand Axe disana. Karakter brand-nya, juga konsisten dengan yang dibangun di offline dan media lainnya yaitu remaja petualang, dan sedikit genit.

Edukasi Produk

Ketika pertama kali bergabung dengan NB Agency Asia, tidak percaya kalau edukasi produk akan bisa menarik konsumen. Karena siapa sih yang pengen digurui sebuah produk? Ternyata itu salah apabila content plan digarap dengan serius, dan kreatif maka konten tentang edukasi produk juga bisa menarik perhatian, dan interaksi.

Edukasi produk punya posisi yang strategis untuk dikomunikasikan di social media. Karena produk-produk yang baru bisa memanfaatkan social media untuk mengkomunikasikan manfaatnya. Atau mengedukasi bagaimana cara penggunaannya dll.

Komunitas brand di social media dalam hal ini berperan strategis, karena audiens yang berkumpul disini biasanya adalah konsumen loyal dengan produk itu. Sehingga apabila ada produk baru, mereka akan mencobanya tanpa berpikir panjang, dan merekomendasikan produk tersebut kepada teman-temannya sehingga akan menjangkau konsumen yang lebih luas melalui worth of mouth (WOM).

Contoh yang sangat menarik, social media brand yang bisa membuat edukasi dan pengenalan produk menjadi menarik, coba tengok FB L’Oreal Paris Brasil.

Menciptakan Permintaan

Hal ketiga yang seharusnya masuk di dalam content plan sebuah social media produk adalah, bagaimana menciptakan permintaan, atau menggunakan produk lebih sering. Hal ini bisa dilakukan dengan mengangkat isu yang terkait dengan itu.

Misalnya apabila produk yang di pegang adalah pembersih wajah Garnier, maka banyak mengangkat seputar masalah jerawat, gak pede kalau wajah berminyak, dll. Ketika audiens membacanya, mungkin tidak ada penyebutan nama brand sama sekali, tapi dibawah alam sadar akan terbentuk preferensi  misalnya“Oh iya yah, gue butuh obat jerawat Garnier” karena yang membahas adalah Garnier.

Dengan tiga strategi ini paling tidak strategi social media yang dibangun sejalan dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Strategi digital marketing itu harus terintegrasi dengan strategi di medium lainnya, dan terkadang terlupakan ketika melakukan eksekusi social media. Karena medium ini masih sangat baru, sehingga banyak yang masih mecoba-coba dan tidak menggarapnya dengan serius.

Bagaimana menurut Anda apakah setuju dengan ini? Kira-kira strategi content plan mana yang paling dominan untuk produk yang Anda kelola?

Tuhu Nugraha Dewanto

Social Media Head, NB Agency Asia

Follow on Twitter: @tuhunugraha

LinkedIn: http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun