Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Money

Offline Event & Ranah Digital

3 Mei 2012   17:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:46 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang kadang tidak disadari,  digital atau mungkin lebih dikenal dengan online itu bukan hanya bicara melulu tentang strategi digital, social media, media advertising. Beragam kegiatan offline juga bisa diukur, dan dideteksi keberhasilannya via online. Karena kegiatan apapun yang dilakukan di offline, baik itu kegiatan promo, road show, sampai  Television Commercial (TVC) terbaru akan berdampak ke digital apabila memang menarik, tapi tentu ini juga berarti ganda. Berdampak bisa positif, atau justru malah dicaci maki dan menciptakan persepsi negatif. Fakta yang lebih menarik adalah hal ini pun bisa terukur seberapa kenaikannya, dan ini tidak bisa terjadi sebaliknya bahwa campaign brand di online, akan bisa diukur di offline. Pertanyaannya kemudian, bagaimana mengukurnya? Apa saja yang menjadi tools yang bisa membantu untuk melakukan penelusuran hal ini? Saya membaginya menjadi dua hal besar, dampak kegiatan offline ke ranah digital. Curiosity Effect Hal pertama yang bisa diukur adalah apakah kegiatan offline yang kita lakukan, misal TVC terbaru, atau mungkin peluncuran produk terbaru, membuat orang jadi penasaran, & pengen tahu lebih lanjut? Sangat logis bukan? Apabila program atau peluncuran produk baru kita menarik perhatian, maka audiens akan mencari lebih lanjut di digital. Lalu tools apa saja yang bisa membantu untuk menelusurinya. Ada banyak yang bisa digunakan, tergantung medium digital apa saja yang dimiliki dan juga karakter produknya sendiri. Beberapa yang bisa membantu Anda untuk mengukur dan menelusuri adalah Google Insight for Search untuk melihat apakah terjadi lonjakan pencarian terhadap produk kita setelah misalnya satu minggu TVC diluncurkan. Tools lain yang bisa digunakan, apabila Anda memiliki website, maka Google Analytics akan bisa menelusri, apakah terjadi lonjakan pengunjung ke website, ketika  meluncurkan produk baru. Perilaku seperti ini, sangat besar pengaruhnya untuk produk yang pembeliannya membutuhkan riset dan pengambilan keputusannya lama. Misalnya membeli mobil, motor, gadget dll. Conversation Effect Hal lain yang bisa diukur apakah kampanye kita berhasil atau tidak, adalah seberapa banyak orang memperbincangkan program, atau produk kita. Setiap program apapun, apabila menarik pasti akan mengundang pembicaraan dan diskusi di online, baik itu positif maupun negatif. Untuk mengetahui ini kita bisa memonitornya, dari komentar yang mampir di social media kita. Tapi jangan lupa perbincangan ini bisa juga terjadi di medium lain, yang berada di luar kontrol kita. Oleh karena itu Anda bisa memanfaatkan social media monitoring tools untuk bisa menangkap perbincangan ini. Anda akan bisa melihat apakah berbagai kegiatan di offline dari brand Anda, mempunyai sebuah cerita yang layak diperbincangkan atau tidak. Atau lebih jauh diterima dengan baik atau tidak. Logikanya ketika Anda mempunyai offline event maka perbincangan yang tercatat akan meningkat tajam. Tools yang bisa digunakan, mulai dari yang gratisan semacam Social Mention, Topsy hingga social media monitoring tools yang berbayar yang menghasilkan data yang lebih komprehensif dan akurat semacam Brandtology, JamiQ, Radiant 6 dan Media Wave. Oleh karena itu sebagai pemegang brand, Anda harus berpikir lebih holistik. Apa yang Anda sebar, dan lakukan di offline akan berpengaruh di online, jadi pikirkan sesuatu yang akan membuat orang akan penasaran mencari lebih jauh atau memberikan alasan agar orang memperbincangkannya. Karena ini pada akhirnya akan meningkatkan awareness, bahkan intention to buy dari audiens. Apakah Anda setuju dengan pendapat ini? Ingin menambahkan sesuatu atau membantah? Mari kita berdiskusi

Tuhu Nugraha Dewanto

Social Media Head, NB Agency Asia Follow on Twitter: @tuhunugraha LinkedIn: http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun