Suatu saat ketika sedang berkunjung di Gerai Samsung Pacific Place, ngeliatin anak-anak masih seumuran SD, lagi asyik main-main ama temennya di komputer yang ada di gerai itu. Kebetulan disana pengunjung emang bebas make koneksi internetnya. Terus jadi tertarik buat ngamatin, mereka browsing apa sih? Ouwww ternyata mereka search di google, pake kata kunci setan.
Dari situ jadi kepikiran, ummm kayaknya anak-anak Indonesia ini selalu terpinggirkan, setelah lagu-lagu anak yang makin gersang, tempat bermain terbuka yang juga langka. Kini di Online juga, mereka gak punya banyak pilihan.
Begitu banyak portal-portal yang tumbuh di online, tapi coba pikir deh berapa sih yang ditujukan buat anak-anak? Setahu saya cuma Kidnesia, TransAnak, sama VivaNews Kidz. Dan dari yang sedikit ini, Vivanews Kidz pun, link kanalnya tersembunyi di ujung dan tak terlihat di portal Vivanews.com.
Jadi  tak bisa disalahkan sepenuhnya  kalo anak-anak ini, akan lebih banyak nyari gambar porno, atau mungkin main games. Karena situs yang edukatif dan memang sesuai dengan umur mereka sangat jarang.
Padahal anak-anak sekolah yang melek internet jumlahnya semakin banyak, dan terus bertambah. Karena anak-anak kecil sekarang pasti kenal dengan komputer, dan bila mereka tak bisa mengakses internet dari rumah, mereka bisa ngenet dari warnet.
Beberapa portal anak-anak yang pernah saya kunjungi, ternyata sangat menarik. Ada perilaku yang beda, dengan orang-orang dewasa. Misalnya kalo di Facebook, kita biasanya sangat selektif approve orang yang request menjadi teman. Justru para anak-anak ini, dengan sengaja mengumbar e-mail account FB-nya untuk mencari teman-teman baru.
Kalo saya melihatnya anak-anak ini membutuhkan lebih banyak teman, membutuhkan sebuah ruang dimana mereka bisa saling berbagi cita-cita, curhat cerita di sekolah, ngerjain PR dll. Ironisnya tempat itu di Online masih sangat jarang. Bahkan di Facebook pun, mereka masih diharamkan. Karena secara resmi Facebook hanya diperuntukkan bagi mereka yang berumur 13 tahun ke atas, maka terpaksalah mereka nipu umur, dan kita pun nggak bisa mendeteksi sebenarnya seberapa banyak sih jumlah anak-anak di Indonesia yang berinternet ria?
Knapa ya portal anak-anak ini nggak banyak yang melirik? Apakah karena dianggap pasarnya nggak gede? Atau dari sisi potensi pengiklan yang nggak menggiurkan? Ada yang bisa memberikan pencerahan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H