Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Money

Social CRM Part 8: Effective E-mail Blast

31 Oktober 2012   12:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:09 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam blog-blog sebelumnya saya sudah banyak membahas mengenai database konsumen. Lalu setelah mengumpulkan database terus ngapain? Langkah yang paling sederhana memanfaatkan setumpuk database itu adalah mengirimkan e-mail marketing sebagai bagian dari strategi digital untuk membuat konsumen loyal.

Agar  e-mail marketing ini efektif dan terkonversi ke penjualan, ada beberapa hal perlu diperhatikan.

Content

Pertama yang harus diperhatikan adalah judul e-mail yang membangkitkan orang untuk mau membuka e-mail tersebut. Kedua kontennya harus singkat, padat, dan punya call to action yang jelas di akhir. Misalnya "Klik link disini" , "Buruan hanya satu hari", "Informasi lengkap liat di website" dll.

Berdasarkan pengalaman, jangan terlalu banyak gambar yang fancy, karena di beberapa provider e-mail, gambar akan dihilangkan untuk mempercepat loading, dan ada pilihan untuk display image bila diinginkan. Jadi perhatikan agar pesan disampaikan dalam bentuk teks bukan menyatu dengan gambar.

Saya beberapa kali menerima e-mail blast yang kosong, gak ada isinya karena pesannya terintegrasi dengan gambar desain. Ya akhirnya percuma, karena saya tidak akan buang waktu untuk display gambar. Kecuali ini sesuatu yang bagi saya sangat menarik.

Frequency

Frekuensi pengiriman e-mail juga perlu diperhatikan. Biaya untuk mengirimkan e-mail ke database mungkin memang lebih murah dibanding beriklan, dan riset yang dilakukan oleh Database Marketing Institute menambah jumlah frekuensi pengiriman email memang akan meningkatkan penjualan dalam jangka pendek, tapi akan merugikan dari sisi branding dan penjualan jangka panjang.

Mengapa? Karena semakin sering mengirimkan e-mail akan menyebabkan makin banyak yang unsubscribe, dan akan dipersepsikan sebagai spam. Dan hal yang lebih celaka pelanggan loyal kemungkinan juga akan unsubscribe.

Saya juga mengalami sendiri, misalnya Air Asia sekarang makin sering e-mail promo ini itu, kok lama-lama kayak promo sepanjang tahun ala Ramayana Robinson, sebagai konsumen jadi kebal dan tidak ada efek mengejutkan. Dibandingkan dengan e-mail promo dari Citilink, atau Qatar Airways dimana saya juga subscribe.

Incentive

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun