Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Digital Strategy Bukan Melulu Soal Social Media

26 April 2012   12:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:05 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika dunia digital dipenuhi keriuhan social media, sepertinya tidak sedikit pengelola brand yang menganggap lingkup pemasaran digital itu ya social media. Kalau sudah eksis di Facebook dan Twitter maka pekerjaan sudah selesai, setelah itu maka awareness akan meningkat, jualan langsung laris manis.

Apakah memang sesederhana itu? Tentu saja tidak, social media hanyalah satu bagian kecil dari ekosistem digital yang sangat luas, dan terus berkembang. Oleh karena itu disini saya ingin berbagi komponen apa saja yang bisa dipertimbangkan dalam portofolio digital marketing.

Website

Website menurut saya adalah variabel dasar yang sangat penting bagi sebuah brand atau mungkin digabungkan menjadi satu dalam sebuah website korporat. Karena website ibarat rumah yang menjadi rujukan informasi bagi semua pemangku kepentingan perusahaan. Misalnya calon investor, konsumen, jurnalis dll.

Website punya keleluasaan bagi brand untuk mengembangkan sesuai dengan kebutuhan, tanpa perlu merasa kuatir dengan perubahan kebijakan yang terjadi seperti halnya ketika melakukan investasi di social media. Untuk informasi lebih lengkap mengenai ini, sila baca tulisan sebelumnya mengenai hal ini disini.

Social Media

Social media adalah medium digital marketing yang sangat populer saat ini, mengapa? Karena hampir semua pengguna internet saat ini menggunakan social media untuk berinteraksi, hiburan bahkan mencari informasi. Maka sangat logis bila brand harus hadir disini.

Ketika berkaitan dengan social media, maka langkah selanjutnya adalah menentukan social media apa saja yang akan dijamah sesuai dengan obyektif perusahaan dan audiensnya, karena ada begitu banyak social media mulai dari Twitter, Facebook, Youtube, LinkedIn, Google+ hingga yang baru-baru ini menjadi populer Pinterest.

Social media adalah medium yang sangat efektif untuk membangun interaksi dengan konsumen, mempertahankan loyalitas konsumen, bagian dari customer service, hingga mendapatkan masukan dari konsumen untuk pengembangan produk ke depan.

Advertising

Iklan di media online juga punya peran yang penting, ketika Anda ingin memperluas pasar, dan membangun awareness produk. Bentuk iklan di media digital sangat beragam, mulai dari banner, hingga search engine marketing.

Setiap tipe iklan ini punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, oleh karena itu perlu menentukan dahulu apa tujuannya memasang iklan di digital, berapa budget yang dimiliki sehingga bisa menentukan medium apa saja yang akan dimanfaatkan. Untuk pembahasan lebih mendalam mengenai hal ini, silahkan buka di link ini.

Email Direct Marketing (EDM)

E-mail direct marketing sepertinya terlihat sangat konvensional dan ketinggalan jaman, tapi database e-mail pelanggan yang dimiliki punya peran yang strategis untuk menjaga loyalitas konsumen, dan mengenal lebih jauh konsumen. Database ini bisa digunakan untuk menginformasikan berbagai kegiatan, penawaran khusus, produk terbaru hingga mengundang mereka untuk berpartisipasi dalam riset pengembangan produk.

E-mail marketing terkadang dianggap spam bagi konsumen, oleh karena itu untuk menyiasati hal tersebut, jangan terlalu sering mengirimkan informasi kepada konsumen yang akan memenuhi kotak surat mereka. Dan kedua berikan pilihan untuk tidak berlangganan e-mail informasi. Ini akan membuat mereka yang memperoleh e-mail memang hanya mereka yang memang tertarik dengan informasi yang kita tawarkan.

EDM mungkin manfaatnya akan sangat terasa bagi produk atau brand-brand yang menyasar niche market dan punya pelanggan loyal. Investasi yang dikeluarkan akan menjadi lebih murah, tapi lebih efektif.

Mobile

Indonesia adalah salah satu pengguna internet via mobile dengan pertumbuhan yang sangat pesat, terutama di kalangan menengah bawah penggunaan internet sepertinya lebih banyak diakses via mobile. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan juga dalam portofolio digital marketing untuk memasukkan mobile ke dalamnya.

Karena akses internet melalui mobile punya perbedaan yang jauh dengan akses yang dilakukan melalui desktop atau laptop. Mobile marketing juga bentuknya sangat beragam mulai dari aplikasi, iklan di mobile hingga mobile game.

Digital Public Relations (PR)

Selain hadir di social media untuk melayani konsumen, dan berinteraksi dengan mereka. Beberapa brand perlu juga untuk membangun konten yang positif mengenai produk dan brand di digital. Oleh karena itu menjadi penting untuk melibatkan blogger dan komunitas-komunitas online yang terkait dengan brand untuk mereview produknya.

Sehingga ketika konsumen lain yang membutuhkan produk tersebut, lalu mencari via mesin pencari akan muncul lebih banyak berita positif dan rekomendasi mengenai produk kita dibandingkan produk kompetitor.

Produk-produk yang high involvement maksudnya untuk pengambilan keputusan pembelian konsumen membutuhkan waktu yang panjang dan riset terlebih dahulu misalnya membeli kosmetik, mobil, travelling dll maka digital PR punya peran yang sangat penting. Alokasi budget di sini sangat layak dipertimbangkan.

Tapi kalau jualan sabun mandi, ya sepertinya sih tidak perlu merangkul ke komunitas. Toh orang tidak akan riset di internet terlebih dahulu hanya untuk membeli sabun mandi. Jadi setiap pengambilan keputusan harus logis dan strategik.

Social Media/Online Monitoring

Online monitoring menjadi bagian yang penting dari digital strategy, untuk memahami bagaimana persepsi brand kita di ranah digital. Beranjak dari analisa sentiment perbincangan mengenai brand di media online, kita bisa menggali dan menganalisa data mengenai persepsi terhadap produk, efektivitas kampanye yang kita buat bahkan juga kegiatan di medium offline. Apakah membawa pengaruh positif atau negatif.

Karena berdasarkan pengalaman, sering kali kegiatan offline brand menjadi bahan perbincangan di social media oleh audiens. Anda juga bisa mengetahui apakah TVC terbaru Anda diterima dengan baik atau tidak? Brand ambassador yang digunakan efektif mempengaruhi purchase intention konsumen atau tidak? Dan masih banyak inisight lainnya yang bisa digali.

Melalui social media monitoring, kita juga bisa mengintip apa yang dilakukan kompetitor dan efektivitas kampanye yang mereka lakukan. Dari sana maka kita juga bisa melihat seberapa share of voice kita dibandingkan kompetitor, artinya seberapa sering kita dibicarakan di online dibandingkan seluruh kategori produk di industri. Dari data itu kemudian bisa dibandingkan dengan market share. Apakah ini berbading lurus atau terbalik? Bukankah ini sesuatu yang menarik.

Lalu strategi apa yang akan digunakan dan seberapa besar persentase dari masing-masing variabel sangat ditentukan pertama oleh kategori produknya, dan kedua tujuan bisnis dari program tersebut.


Tuhu Nugraha Dewanto

Follow on Twitter: @tuhunugraha

LinkedIn: http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun