Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak di Perairan Kepulauan Seribu yang menewaskan sebanyak 62 orang penumpang pada Sabtu, 9 Januari lalu, kiranya telah menambah jumlah kecelakaan pesawat terbang, baik di Indonesia maupun di dunia.
Entah sudah ke berapa kalinya di Indonesia dan juga dunia, yang jelas, alasan terjadinya musibah kemarin itu masih teka-teki. Penyebabnya sedang diselidiki, apakah faktor kelalaian manusia, gangguan teknis, atau tekanan alam.
Apa pun hasil penyelidikannya, yang paling diharapkan adalah kejadian serupa tidak terulang kembali. Semoga korban jiwa mendapat kedamaian di sisi Tuhan, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan.
Mudah-mudahan musibah murni disebabkan oleh alam, di mana sulit dikendalikan. Namun bilamana penyebabnya yaitu kelalaian manusia atau pun kesalahan teknis, maka sudah sepatutnya diproses serius agar tidak terjadi lagi.
Saya pribadi kurang tahu, sampai sejauh mana perkembangan teknologi industri kedirgantaraan dunia. Akan tetapi, jika capaiannya sudah maksimal untuk kebutuhan saat ini, mestinya kecelakaan pesawat yang memakan korban jiwa dapat terminimalisir.
Harus diakui, kebanyakan kecelakaan dialami pesawat komersial, yang dikhususkan untuk penumpang. Artinya juga, pesawat untuk kebutuhan lain pernah dan berpotensi mengalami hal yang sama.
Baiklah tidak perlu dibedakan antara komersial dan khusus, supaya tidak muncul anggapan bahwa yang satu lebih penting sementara yang lainnya tidak. Langsung saja, sampai kapan kecelakaan pesawat terus terjadi?
Atau katakanlah yang namanya celaka tidak mungkin diprediksi, meski sudah diantisipasi sebaik mungkin. Sebab terkadang disebabkan oleh alam yang tidak bersahabat.
Maka pertanyaan selanjutnya, mengapa kemampuan manusia dan kecanggihan teknologi tidak diarahkan untuk mengatasi timbulnya korban jiwa? Tentu pertanyaan ini tertuju kepada industri pesawat.
Sudah adakah industri pesawat yang berinovasi membuat semacam alat untuk menihilkan atau mengurangi jumlah korban jiwa ketika terjadi kecelakaan penerbangan? Rasanya belum ada.
Sepengetahuan saya, hampir semua industri lebih sibuk memikirkan bagaimana caranya penumpang merasa nyaman ketimbang aman di dalam pesawat. Padahal sisi keamanan jauh lebih penting daripada kesenangan.