Masih ingat dengan peristiwa heboh di jagat maya terkait Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto beberapa waktu lalu? Ya, belum lama, Terawan pernah menjadi bahan pembicaraan publik, sampai trending topic di media sosial, khususnya Twitter, karena dirinya ogah memenuhi undangan acara Najwa Shihab di sebuah stasiun televisi swasta.
Gara-gara batal hadir di acara bertajuk "Mata Najwa Menanti Terawan", Terawan akhirnya "dihadiahi" bangku kosong oleh Najwa. Maksudnya, Terawan disindir, di mana Najwa tetap melakukan wawancara, berbicara kepada bangku kosong yang sedianya disiapkan untuk Terawan duduk. Akibatnya, berhari-hari setelah acara pun, Terawan belum selesai jadi objek "bulan-bulanan".
Entah apa pertimbangan Terawan kala itu, sehingga meskipun sudah diundang berkali-kali, dirinya konsisten menolak hadir atau tidak menanggapi undangan Najwa. Sebagian pihak menilai keputusan Terawan tepat. Untuk apa datang jika tidak penting, karena terlihat hanya demi mengangkat popularitas Najwa dan acaranya.
Senada dengan sebagian pihak tadi, saya sendiri setuju atas sikap Terawan. Bagaimana mungkin mau hadir, sementara cara mengundang saja seperti "menelanjangi" Terawan? Tidak cukup lewat surat, undangan kepada Terawan juga disebar di media sosial, tak lupa "dibumbui" kalimat yang menurut saya tidak etis.
Selemah apa pun Terawan, dia adalah pejabat negara, pembantu Presiden Joko Widodo, dan representasi pemerintah. Maka, ketika diperlakukan seolah "pelaku kriminal" di acara televisi, kiranya agak keterlaluan. Ke mana Terawan pergi dan hadir, citra pemerintah melekat. Sila baca: Mbak Najwa, Dokter Terawan Itu Bukan "Terdakwa Buron".
Kita tinggalkan persoalan "bangku kosong", tidak penting lagi dibahas. Sebenarnya tujuan Najwa adalah agar Terawan berkenan menyampaikan kepada publik mengenai perkembangan update penanganan Covid-19 dan langkah-langkah strategis lain dalam menghentikan penyebaran wabah di tanah air.
Ada kabar terbaru, Terawan ternyata mendapat undangan dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) lewat surat, tertanggal 30 Oktober 2020.
WHO meminta Terawan untuk menjadi salah seorang narasumber di konferensi pers pada 6 November 2020. Surat undangan ditandatangani oleh Dr. Jaouad Mahjour (Assistant Director-General Emergency Preparedness, WHO).
Berikut surat WHO yang diterima Terawan:
Indonesia diakui cukup sukses menangani wabah, terbukti dengan semakin menurunnya jumlah kasus positif, rendahnya tingkat kematian, dan naiknya angka kesembuhan.