Mungkinkah penyakit lama SBY, "baperan" dan akhirnya prihatin, kembali kambuh? Mestinya, ia tidak perlu menanggapi jika memang merasa tidak menjadi bagian dari penunggang aksi demonstrasi. Cukup diam dan santai.
Atau barangkali yang dimaksud SBY bukan pernyataan Airlangga dan Luhut, melainkan pihak lain, entah cuitan atau postingan di media sosial. Seandainya begitu, ia lebih tepat melaporkannya kepada pihak berwajib, dengan dalil pencemaran nama baik.
Menurut penulis, apa yang diutarakan SBY sangat aneh. Di satu sisi merasa tertuduh, dan di sisi lain malah tidak yakin akan tuduhan itu.
Apakah niat SBY mau membela para oknum lain yang memang terbukti menunggangi aksi demonstrasi, dengan cara meminta pemerintah untuk tidak bicara apa-apa?
Sekali lagi, hemat penulis, SBY sebaiknya diam jika merasa tidak bersalah. Biarlah pemerintah "berspekulasi" kalau betul sebatas itu.
Pemerintah tentu punya dasar pengetahuan, bukti fakta, dan pertimbangan sebelum memberi pernyataan di muka publik.
Pemerintah sekadar mengungkap bahwa ada pihak yang mencoba menunggangi aksi, mungkin tujuannya sebagai bentuk peringatan agar tidak "bablas" dan selanjutnya berhenti menggangu ketertiban publik.
Semoga SBY mau menikmati hari-harinya tanpa gangguan, serta menjalani aktivitas di masa tua dengan tetap bahagia.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H