Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyoal (Kembali) Label "Public Figure" bagi Artis yang Tersangkut Bisnis Prostitusi

15 Juli 2020   12:38 Diperbarui: 15 Juli 2020   12:33 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artis sinetron FTV berinisial HH tersangkut kasus prostitusi online | Gambar: tribunnews.com (channel Youtube KOMPAS TV)

Masih layakkah HH disebut public figure akibat ulah buruknya? Pertanyaan yang sama juga kepada para artis lain (yang pernah dan sedang tersangkut kasus serupa), apakah mereka pantas diidolakan publik?

Bagaimana pula publik (penggemar) menyikapinya? Apakah ikhlas memaklumi dan memaafkan mereka usai terbit tayangan konferensi pers?

Entah terputusnya "urat malu" dan beranggapan biasa saja, kebanyakan public figure yang tersangkut sebuah kasus tetap menjalankan kesehariannya seolah tanpa "noda".

Bahkan tak jarang, sebagian di antara mereka tidak mendapat sanksi pantas dan enggan jera, sehingga di kemudian hari kembali jatuh di lubang yang sama.

Apa yang diharapkan penggemar kepada para public figure? Apakah suara merdu, wajah menawan, dan lekukan tubuh semata? Mestinya tidak sebatas itu, dan para public figure wajib memahaminya.

Ketika seseorang merasa telah "dinobatkan" sebagai public figure, maka seharusnya ia menyadari bahwa, masih banyak sisi-sisi lain dalam hidupnya yang sesungguhnya jauh lebih penting "disajikan" (untuk ditiru) para penggemar, ketimbang suara, aksi, dan bentuk tubuh.

Bagaimana dengan penggemar yang masa bodoh dan kurang kritis, bukankah berpotensi mencontoh perilaku buruk idolanya? Seperti itukah rasa dan relasi yang mau dibangun di antara penggemar dan idola?

Sulitkah bagi HH "mengencangkan ikat pinggang" dan menghemat pengeluaran hanya karena sumber pendapatannya terhenti? Tidak cukupkah bayaran sesi foto (jika betul agenda ke Medan dalam rangka pemotretan)?

Mengapa HH tidak "berbagi keluhan" dengan keluarganya dan mereka yang peduli? Mengapa tidak kreatif dan menggali ide baru agar tetap berpenghasilan halal?

Apa pun yang dialami HH merupakan hasil keputusan bebas pribadinya. Dampak negatif setelah kasus pun jadi tanggungjawabnya sendiri. Tidak ada pihak (termasuk penulis) yang merasa paling pantas menjadi hakim adil baginya. Soal proses hukum, biarlah berjalan sebagaimana mestinya.

Di sini, penulis cuma prihatin. Mengapa label "public figure" terus-menerus terobral di pasar kelam dan menjijikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun