Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Trump Buat Soleimani Tewas tanpa Restu Kongres AS, Motif Diduga Terkait Pilpres 2020?

4 Januari 2020   21:04 Diperbarui: 5 Januari 2020   00:33 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shofwan menduga Trump ingin cari simpati dari para pendukungnya, dengan cara menunjukkan sebuah prestasi teranyar (membunuh Soleimani yang dilabel musuh AS).

"Apakah ada faktor domestik? Mungkin saja. Apalagi, Trump sedang mengalami impeachment (pemakzulan) padahal akan segera menghadapi Pilpres. Dia membutuhkan sebuah prestasi untuk ditunjukkan pada konstituen," ujar Shofwan, Jumat (3/1).

Benarkah terbunuhnya Soleimani jadi prestasi membanggakan bagi Trump dan sungguh diharapkan warga AS? Tidak ada yang tahu pasti. Bagi yang suka dengan karakter Trump yang keras dan haus perang, tentu patut jadi prestasi. Namun, tampaknya tidak dengan warga yang bosan perselisihan dan pertumpahan darah, termasuk juga para lawan politik Trump dari kubu Demokrat.

Mudah-mudahan Trump tidak selugu (katakan "sebodoh") itu. Menyingkirkan Soleimani menggunakan langkah-langkah yang pernah diambil ketika hendak menjegal Joe Biden (yaitu meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekan Joe Biden dan anaknya Hunter Biden lewat tudingan praktik korupsi di Burisma) yang berujung pemakzulan, belum tentu diterima dengan baik oleh Kongres Senat AS. Apalagi menjadikannya sebagai "persembahan terbaik" supaya dianggap prestasi.

Cuma dua kemungkinan, "persembahan" Trump diapresiasi sehingga Kongres Senat satu suara (mayoritas) menolak pemakzulan, atau bahkan sebaliknya, yaitu mengutuk Trump dan mendukung pemakzulan.

Di atas kepentingan politik Trump, perdamaianlah yang paling berharga. Untuk apa hawa nafsu politik tercapai, sementara warga AS dan dunia khawatir. Semoga prediksi terjadinya Perang Teluk Jilid 3 terpatahkan. Jangan ada lagi peperangan.

Damai bagi Trump dan dunia!

***

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun