Menggunakan istilah "cemburu", apa maksud Presiden Jokowi? Maksudnya adalah Presiden Jokowi meminta Surya (dan NasDem) tetap menjaga kehangatan dengan parpol sesama anggota koalisi.
Meskipun barangkali internal NasDem sedang mempersoalkan sesuatu di kabinet (misalnya karena bergabungnya Partai Gerindra, tidak terpilihnya kader NasDem jadi jaksa agung, dan sebagainya), Presiden Jokowi berharap hal itu tidak membuat NasDem "cemberut", apalagi kemudian sampai menghindar.
Presiden Jokowi juga ternyata tidak mempermasalahkan pertemuan NasDem dengan parpol oposisi. Sama dengan pengakuan Surya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa menjaga silaturahmi sangat baik.
"Rangkulan itu apa yang salah? Itu bagus. Tapi sekali lagi kembali pada niat. Kalau niatnya komitmen kenegaraan, apa yang salah? Kalau rangkulan adalah komitmen kebangsaan, apa yang keliru? Sangat bagus sekali apa yang dicontohkan Bang Surya," tutur Presiden Jokowi.
Kedua, dengan memeluk Surya berarti Presiden Jokowi ingin memberi contoh kepada sebagian parpol koalisi yang sempat kecewa dengan NasDem. Presiden Jokowi berharap parpol-parpol tersebut melakukan hal yang sama, merangkul erat NasDem.
Ketiga, lewat pelukan, Presiden Jokowi mau menunjukkan ke publik bahwa koalisi pemerintahannya dalam keadaan solid, tidak seperti yang dinarasikan belakangan ini yakni ada perpecahan. Dan hal itu akan tetap dipertahankan terus-menerus.
"Jadi salah kalau ada yang bilang koalisi sudah tidak rukun. Keliru, gede sekali," lanjut Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi sangat tidak mungkin melepas NasDem keluar dari koalisi. Istilahnya, Gerindra yang notabene oposisi (rival di Pilpres 2019) berusaha dirangkul, apalagi parpol yang pernah "berdarah-darah" memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Sebagai "orang tua" yang baik, Presiden Jokowi tidak ingin "anak-anaknya" tercerai-berai dan saling bermusuhan hanya gara-gara masalah sepele yang sebenarnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Sila baca juga: Ternyata Pak Surya Paloh Masih Sayang dengan Bu Megawati
***