Ternyata muncul perbedaan pendapat terkait polemik Audisi Umum Beasiswa Persatuan Bulutangkis Djarum (PB Djarum) baru-baru ini.Â
Pendapat publik terbelah, antara menyetujui protes Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menilai audisi cenderung mengeksploitasi anak karena ada pemasangan image brand Djarum di setiap event, atau mendukung langkah PB Djarum melanjutkan kegiatannya yang sudah berjalan selama 13 tahun itu (sejak 2006).
Seakan mengafirmasi pendapat sebagian besar warganet yang memihak PB Djarum, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengungkapkan sikapnya lewat akun Instagramnya bahwa sebaiknya Audisi Umum PB Djarum terus dilakukan.
Imam beralasan, sepanjang PB Djarum menyelenggarakan Audisi Umum, tidak ditemukan unsur pelanggaran berupa eksploitasi terhadap anak-anak.
"Mestinya jalan terus karena tak ada unsur eksploitasi anak. Bahkan audisi Djarum sudah melahirkan juara-juara dunia. Lagipula olahraga itu butuh dukungan sponsor. Ayo lanjutkan," tulis Imam di akun Instagramnya (Minggu, 8 September 2019).
Sebagian besar publik tahu bahwa gara-gara protes yang dilayangkan pihak KPAI (termasuk Yayasan Lentera Anak), pada Sabtu, 7 September 2019 yang lalu PB Djarum memutuskan audisi umum akan berakhir tahun ini. Mulai tahun depan dan seterusnya tidak ada lagi kegiatan serupa.
Mendengar keputusan PB Djarum, beberapa pihak menganjurkan agar dilakukan diskusi lanjutan antara KPAI dan PB Djarum untuk mencari solusi terbaik, sehingga nasib dan mimpi anak-anak yang berbakat di bidang olahraga bulutangkis tidak pupus.
Diskusi tersebut dianjurkan, selain dihadiri oleh KPAI dan PB Djarum, pihak Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan perwakilan pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) turut diajak.
Usulan tersebut datang dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Bahkan mereka menyatakan siap jadi fasilitator diskusinya.
Diskusi belum dirancang untuk ditindaklanjuti, ternyata mewakili instansinya (barangkali juga pemerintah), Imam Nahrawi sudah mengambil sikap seperti yang tertulis di akun Instagram pibadinya di atas.
Apakah artinya Imam tidak mau ada diskusi lagi dengan langsung mempublikasikan sikap tegasnya?