Tidak ada yang menyangka bahwa keinginan anggota DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus 'memboyong' Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) ke Jakarta untuk mengatasi persoalan sampah di ibu kota bakal memunculkan masalah baru.
Seperti yang sudah diketahui publik, pada 29 Juli lalu, beberapa anggota DPRD DKI Jakarta melakukan kunjungan studi banding di Surabaya dalam rangka mempelajari cara mengelola sampah dengan konsep intermediate treatment facility (ITF).
Dan saat itu, Bestari berseloroh ingin mengajak Risma menyelesaikan berbagai persoalan di ibu kota, salah satunya terkait pengelolaan sampah.Â
"Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau di pilkada yang akan datang Bu Risma pindah ke Jakarta," kata Bestari.
Ketika mendengar kabar seloroh Bestari, Anies Baswedan mengatakan hal itu sebuah serangan kepadanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia pun meminta Bestari tidak lupa menyerang (mengkritik) gubernur-gubernur sebelumnya. Selengkapnya baca di sini.
Saya dan mungkin publik mengira masalah antara Bestari dan Anies selesai, namun ternyata tidak. Ada kelanjutannya, masalah baru.
Masalah baru yang dimaksud adalah salah seorang pengamat perkotaan yang juga anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Bidang Pengelolaan Pesisir Provinsi DKI Jakarta, Marco Kusumawijaya turut memberi tanggapan lewat 'cuitan' di akun Twitter pribadinya.
'Cuitan' tersebut dibuat pada 31 Juli 2019, menanggapi 'cuitan' seorang netizen dengan nama akun Twitter @Nur_A90 (dibuat pada 30 Juli 2019). Sila baca kedua 'cuitan' itu di bawah ini.
"Anda tidak suka dgn Bu Risma? Kl tidak suka tdk perlu nyerang dgn membawa Anaknya. Urus udara Jakarta sama Sampah Jakarta kl mmg anda pinter jgn minteri orang... Semoga Paham sampe disini".
Apakah Marco menyinggung keluarga Risma? Jelas, sangat-sangat menyinggung. Seharusnya Marco bisa menuliskan 'cuitan' bijak tanpa harus menyerang keluarga Risma. Mereka tidak punya urusan dengan persoalan Jakarta.