Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengaku Tidak Mimpi Masuk Kabinet, PSI "Baper" atau "Caper"?

3 Agustus 2019   16:49 Diperbarui: 4 Agustus 2019   07:42 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengurus Pusat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) | KOMPAS.com/ KRISTIAN ERDIANTO

Saya menilai PSI sesungguhnya sedang "baper" (bawa perasaan) karena selain mereka, ada pula beberapa partai koalisi yang sudah menyodorkan nama-nama calon menteri kepada Jokowi.

Antara lain Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyodorkan 10 nama, Partai NasDem mengusulkan 11 nama, dan Partai Hanura mengajukan 40 nama. Jika dilihat, di antara keempat partai, PSI lah yang paling banyak mengajukan, yakni 44 nama.

Apakah artinya PSI takut kader-kader terbaiknya tidak masuk pertimbangan Jokowi dengan tiga alasan: tiga lolos parlemen, partai baru, dan sulit bersaing dengan kader-kader partai koalisi lainnya?

Mestinya tidak perlu takut, PSI adalah partai yang mengusung semangat optimisme dan di sana mayoritas dipenuhi oleh kaum muda yang cerdas dan enerjik.

Atau barangkali ucapan Antoni sekadar bentuk sikap "caper" (cari perhatian) PSI saja sehingga diharapkan mendapat perhatian khusus dari Jokowi? Saya kurang tahu pasti tentang hal ini. 

Yang pasti bahwa PSI sedang berlaku seperti "anak bungsu", berharap diperhitungkan (dipilih) juga oleh Jokowi meskipun belum berbuat banyak (berpengalaman) dibanding "kakak-kakaknya" (partai koalisi).

Apakah PSI "baper" dan/atau "caper"? Sila nilai sendiri.

***

Referensi: [1] [2] [3] [4]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun