Kemarin siang (7/7/2019) saya menuliskan tentang Audrey Yu (Maria Audrey Lukito/ Audrey Yu Jia Hui). Saya melakukan itu karena merasa 'tertarik' dengan broadcast tulisan yang menurut saya 'sesat', yang ramai tersiar sejak pagi kemarin. Saya mengatakan sesat sebab pada broadcast itu termuat informasi 'lebay', di mana ketika saya cari sumber-sumbernya belum ada. Di antara Anda pasti sudah membaca broadcast tersebut.
Inilah tulisan yang saya buat itu: Sangat Cinta Indonesia, Apakah Gadis Cantik dan Jenius Ini Bakal Masuk Kabinet Jokowi?
Sekali lagi, saya menuliskannya dengan tujuan untuk sekaligus meluruskan informasi seputar perempuan berdarah Tionghoa kelahiran Surabaya itu. Makanya di bawah tulisan, saya mencantumkan banyak link, yang harapan saya dapat ditelusuri lebih lanjut oleh para pembaca.
Jika dibaca betul, tulisan saya sama sekali mengabaikan hal-hal 'lebay' tadi, misalnya bahwa Audrey sedang bekerja di NASA Amerika Serikat dengan gaji 200 juta rupiah per bulan, dan kemudian pada pertemuan KTT 20 di Jepang dia bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan ditawari untuk bekerja di BPPT.
Oleh saudara Himam Miladi selanjutnya ikut meluruskan. Sila cek tulisan Himam ini: Jangan Mudah Termakan Hoaks, Kenali Sosok Audrey Yu yang Sebenarnya
Artinya dua tulisan (saya dan Himam Miladi) sudah meluruskan informasi sesat. Namun ternyata muncul beragam komentar, baik di artikel sendiri maupun pada postingan akun media sosial Kompasiana. Ada yang berkomentar baik, dan ada pula yang negatif.
Komentar baiknya adalah bahwa betapa perlunya kita menggalakkan aktivitas membaca supaya tidak terlalu cepat menelan informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya.
Sedangkan komentar negatifnya yakni ada sebagian orang yang menggiring persoalan ke urusan etnis dan SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Orang-orang itu terlihat ingin menyudutkan Audrey Yu. Mereka malah memberi label yang tidak baik kepadanya. Umpamanya, Audrey Yu tidak pantas masuk kabinet pemerintahan karena dia dari warga minoritas, dan seterusnya.
Persoalan jadi ke mana-mana, bukan? Seharusnya para pembaca dan pemberi komentar mampu mendudukkan persoalan pada tempatnya, tanpa menyinggung identitas etnis dan semacamnya.
Jadi clear ya, broadcast sesat tentang Audrey Yu harus disetop. Namun yang tidak boleh diabaikan bahwa beberapa hal berikut memang sebuah fakta: Audrey Yu betul orang Indonesia asli (tidak berbeda dengan Anda yang mengaku pribumi), perempuan jenius (menamatkan pendidikannya di setiap jenjang dalam waktu singkat), menguasai banyak bahasa asing (plus Bahasa Indonesia), menulis beberapa buku (sebagian tentang nasionalisme), dan sangat cinta terhadap negaranya Indonesia.
Pertanyaannya, salahkah Audrey Yu diusulkan publik (terutama netizen) supaya dipertimbangkan jadi salah seorang calon menteri di kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin untuk periode 2019-2024?