Pemenang Pilpres 2019 belum diumumkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK), di mana merupakan hasil keputusan majelis hakim atas sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU), setelah melewati persidangan sebanyak lima kali. Pengumuman pemenang baru akan dilakukan pada Kamis, 27 Juni 2019.
Meski pengumumannya masih tersisa beberapa jam lagi, ternyata kabar mengenai siapa saja sosok yang berpotensi masuk kabinet pemerintahan telah santer dibicarakan publik. Ya mungkin hal itu bisa dianggap langkah yang mendahulukan hasil keputusan MK.
Namun sesungguhnya tidak masalah karena memang perlu bagi dua kubu (Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga) untuk mempersiapkan segala sesuatu bila kelak dinyatakan sebagai pemenang, termasuk mulai menyusun perencanaan struktur dan postur kabinet.
Dan mesti diakui bahwa pihak yang paling percaya diri yaitu kubu Jokowi-Ma'ruf Amin. Mereka tentu punya alasan, misalnya berdasar pada hasil rekapitulasi perolehan suara yang telah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyatakan merekalah pemenangnya.
Baiklah bahwa kubu Jokowi-Ma'ruf Amin yang menang, lalu sejauh mana pembicaraan terkait penyusunan kabinet pemerintahan untuk periode mendatang?
Kepastian nama-nama calon menteri atau jabatan setara jelas belum ada. Bila ada nama tertentu yang diberitakan di media, itu masih sebatas usulan atau wacana. Lalu siapa yang menghembuskan nama-nama tersebut?
Ternyata bukan cuma dihembuskan para elit partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, akan tetapi Jokowi sendiri. Ya, Jokowi pernah menyebut nama orang, misalnya Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Jokowi menyebut Bahlil cocok jadi menterinya di hadapan para peserta acara silaturahmi nasional dan buka puasa bersama HIPMI di Hotel Ritz Carlton Jakarta (26/5/2019). Bahlil dinilai berkarakter khas, sosok ulet dan berusia muda.
Selain itu, di acara halal bihalal bersama aktivis 1998 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada 16 Juni lalu, Jokowi juga menyingung kriteria yang wajib dimiliki oleh para calon pembantunya.
Kriteria itu antara lain berkapasitas, berkarakter kuat, berani menjadi eksekutor, dan punya kemampuan manajerial yang baik.
Di hadapan para peserta, Jokowi secara terang-terangan mengungkapkan bahwa ada jatah menteri bagi aktivis 1998 yang memenuhi syarat. Seperti yang sudah diketahui, aktivis 1998 merupakan salah satu kelompok pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di perhelatan Pilpres 2019.
Menarik. Aktivis 1998 akan masuk kabinet. Mudah-mudahan semangat reformasi tetap hidup dan mampu memberi warna yang baik di pemerintahan.
Pertanyaannya, siapakah sosok aktivis 1998 yang berpotensi masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin?
Ada hal menarik lainnya di acara halal bihalal tadi, apa itu? Di sana terlihat seseorang yang sepak terjangnya dikenal luas publik yaitu Adian Napitulu. Sepanjang acara, Adian mengapit Jokowi.
Menurut informasi, Adian bakal terpilih lagi untuk kedua kalinya karena berhasil mendapat suara sebanyak 80.228 dari daerah pemilihan (Dapil) V Jawa Barat.
Tidak hanya karena salah satu aktivis tersohor di zamannya, Adian juga memiliki rekam jejak mumpuni selama menjadi anggota parlemen. Adian dikenal gigih membela pemerintahan Jokowi-JK di forum mana pun, termasuk sampai harus berdebat keras untuk itu.
Sila cari informasi di berbagai sumber tentang Adian.
Akankah Adian Napitulu masuk nominasi sebagai calon menteri Jokowi-Ma'ruf Amin? Posisi menteri apa yang cocok buatnya?
Mari kita tunggu perkembangan terbaru. Jokowi-Ma'ruf Amin yang menentukan, dan Adian Naputulu yang memutuskan.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H