Apakah para petugas merasa kasihan sehingga memberinya kesempatan menghirup udara segar? Kalau memang demikian, kenapa harus di depan toko bangunan, di sana kan udaranya kurang bagus? Mestinya kan di tepi pantai atau di sebuah taman?
Abaikan pertanyaan di atas. Yang jelas apa pun alasannya, para petugas pengawalan wajib diperiksa dan diberi sanksi.Â
Hal yang mengherankan adalah bagaimana mungkin para petugas lalai mengawasi Novanto. Apa yang dilakukan Novanto sehingga dia diizinkan berada di luar kawalan mereka? Apakah Novanto punya mantra sejenis "ilmu menghilang"?
Keheranan lainnya, mengapa tindakan yang dilakukan Kanwil Kemenkumham Jabar yaitu memindahkan Novanto ke tempat lain? Bukankah harusnya diselesaikan dulu pemeriksaan, baru kemudian diambil langkah baru? Mengapa pula Novanto yang dipersalahkan padahal yang lalai adalah para petugas pengawalnya?Â
Karena seketat apa pun lingkungan lapas, kalau para petugas (termasuk Kalapas) tidak bekerja profesional, percuma. Apakah cuma Novanto yang mendapat perlakuan khusus di Lapas Sukamiskin atau jangan-jangan ada narapidana lain? Ini yang harus ditelusuri untuk diungkap.
Harus diakui bahwa sebelumnya juga Novanto pernah diketahui punya "sel mewah". Dan sel yang seharusnya jadi tempatnya ternyata sel bohongan. Ada apa dengan pimpinan dan para petugas Kalapas Sukamiskin? Mengapa mereka selalu ceroboh?
Akan tetapi terlepas dari "Peristiwa Padalarang" ini, wajib diakui bahwa Novanto memang benar-benar sakti. Jauh sebelum divonis dan dipenjara, Novanto sudah berkali-kali bertindak menakjubkan.Â
Antara lain lolos dari kasus "Papa Minta Saham", kabur dari kejaran petugas KPK ketika hendak diperiksa, berhasil menyabet aktor terbaik dalam drama "Kue Bakpao", dan pernah tertangkap mata warga sedang makan di sebuah warung makan Padang di Jakarta.
Setya Novanto betul-betul hebat. Dia sebenarnya sakit atau sakti? Sila jawab sendiri.
***