Perlu diingat, pemahaman ini berlaku eksklusif, di mana Gereja tetap berprinsip bahwa satu-satunya cara memperoleh keselamatan harus melalui jalan hidup yang diwariskan Kristus kepada para pengikut-Nya. Dan untuk menjadi pengikut Kristus yang akan terselamatkan wajib dibaptis dan patuh pada ajaran-ajaran iman Gereja. Gereja sampai kapan pun tetap berharap agar setiap orang yang mau diselamatkan memilih berada dalam "satu perahu" dengan Kristus.
Pelurusan pengertian atas dogma bukan berarti sinkretisme ajaran. Meluruskan tidak bermakna menganulir. Sumber-sumber ajaran iman Gereja tetap berlaku dan tidak berubah. Kebenaran Gereja tidak boleh dicampuradukkan dengan kebenaran yang dimiliki oleh agama lain.
Saya tidak sedang membandingkan atau mempertentangkan dua atau pun lebih ajaran agama. Masing-masing agama punya prinsip dan kebenarannya sendiri, yang tidak perlu dipaksakan segera untuk dipahami dan diterima oleh setiap orang, apalagi sasarannya adalah orang-orang yang sudah menganut agama atau kepercayaan tertentu.
Saya hanya memahami (yang kadang saya juga lupa akan hal ini) bahwa Allah sesungguhnya punya banyak cara untuk menyelamatkan manusia ciptaan-Nya. Dan urusan pembagian "kavling surga" bukanlah tugas manusia, melainkan hak penuh Allah.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H