Setiap tempat atau pun suku bangsa pasti punya kekhasan. Mulai dari budaya, adat-istiadat, bahasa, kepercayaan, makanan tradisional hingga potensi alam. Dari kekhasan tersebut ada yang semuanya atau sebagian masih bertahan dan dipertahankan hingga sekarang, tetapi ada juga yang sudah luntur atau punah karena banyak dan ragam faktor.
Sama seperti di tempat atau pun suku lain, Nias juga memiliki kekhasan. Namun tahukah Anda bahwa di antara kekhasan yang dimiliki, Nias punya hal unik yang tidak ditemukan di tempat atau dimiliki suku bangsa mana pun? Berikut uraiannya:
Pertama, bahasa. Bahasa Nias atau Li Niha adalah satu-satunya bahasa di dunia ini yang terbilang unik. Semua kata dan pelafalannya selalu berakhiran huruf hidup atau vokal (a, e, i, o, u). Kalau tidak percaya coba cari di buku atau kamus berbahasa Nias. Tidak ada satu pun kata yang berakhiran huruf mati atau konsonan.
Bahkan huruf vokal bahasa Nias tidak hanya berjumlah lima, melainkan tujuh, yaitu ada tambahan huruf "ö" dan "ẅ". Huruf "ö" dilafalkan sebagai pembeda terhadap pelafalan huruf "e". Misalnya jika kata "kepada" di bahasa Indonesia dilafalkan ke dalam bahasa Nias maka akhirnya bertuliskan "köpada". Sedangkan huruf "ẅ" digunakan pada pelafalan berat terhadap huruf "w" biasa. Contohnya pada penulisan marga "ẅaruwu" yang akhirnya karena pengaruh huruf latin biasanya ditulis "waruwu". Dan seterusnya.
Kedua, rumah tradisional. Mudah-mudahan pengakuan ini salah, karena bisa saja ditemukan juga di wilayah lain.
Zaman dulu sebelum ada rumah beton, penduduk Nias memiliki rumah yang seluruhnya terbuat dari kayu. Semua wilayah tentu memiliki hal yang sama. Lalu letak perbedaannya di mana? Penyambung material bangunan atau paku yang juga terbuat dari kayu.Â
Tidak ada satu pun paku yang berbahan besi. Dan menurut para ahli bangunan, hal inilah yang membuat rumah khas Nias tersebut kokoh meski terkena guncangan keras, contohnya gempa bumi. Karena seluruhnya bermaterial kayu, rumah menjadi lentur dan gampang kembali ke posisi semula di saat mengalami guncangan.
Dan ketiga, atraksi "Hombo Batu" atau lompat batu. Kalau yang terakhir ini memang harus diakui sangat unik. Atraksi yang zaman dulu ini dilakukan oleh para pemuda untuk persiapan perang, sulit ditemukan di tempat lain. Atraksi yang cukup ekstrim. Sepertinya tidak layak masuk kategori olahraga, serta tidak disarankan untuk dilakukan oleh orang nekat karena butuh latihan keras dan konsisten.