Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

"Kue Infrastruktur" yang Belum Dinikmati Warga Kabupaten Sanggau

19 Februari 2019   00:17 Diperbarui: 21 Februari 2019   16:33 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Jalan di Kabupaten Sanggau (Foto: facebook.com/paskalistangongk.paskalistangongk)

Mendengar kabar kondisi jalan di Kabupaten Sanggau yang semakin memperihatinkan, saya jadi teringat ketika pertama kali menginjakkan kaki ke Pulau Kalimantan. Saya ke sana bukan dalam rangka jalan-jalan atau berpetualang. Saya ke sana untuk berkunjung ke rumah calon mertua saya (sekarang mertua) di Desa Tanggung, Kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, tepatnya pada 2015 yang lalu.

Saya tidak ingin menguraikan pengalaman menarik selama di sana, meskipun memang saya akui wilayah tersebut memukau dan menarik hati. Saya hanya ingin berbagi pengalaman perjalanan menyedihkan dari Kota Pontianak menuju kampung.

Sebelum memutuskan pergi ke sana, saya cukup sering diceritakan oleh calon istri (sekarang istri) bagaimana kondisi jalan buruk yang akan saya nikmati jika akhirnya harus ke sana.

Saya diceritakan sebagian besar jalan belum beraspal, dari Pontianak sampai ke Desa Tanggung. Kalau pun ada jalan beraspal, hanya sebagian saja dan sepotong-sepotong.

Para penumpang harus turun dan menunggu lama akibat bus mogok (Foto: facebook.com/paskalistangongk.paskalistangongk)
Para penumpang harus turun dan menunggu lama akibat bus mogok (Foto: facebook.com/paskalistangongk.paskalistangongk)
Cerita istri saya itu tidak menyurutkan niat saya. Saya malah bertambah semangat ingin melihat langsung kondisi yang sebenarnya.

Kebetulan saya berasal dari Nias, salah satu daerah yang juga mengalami hal yang sama hingga kini. Saya mengira kondisi jalan di kampung istri tidak akan lebih buruk daripada di kampung saya.

Dan ternyata perkiraan saya salah. Tidak bermaksud merendahkan, saya justru prihatin sekali. Jalan di sana sangat jauh dari layak untuk dilalui kendaraan, apalagi kendaraan umum.

Perjalanan saya dari Kota Pontianak ke kampung memakan waktu hingga sembilan jam. Durasi perjalanan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Saya kebetulan naik taksi carteran mobil pribadi karena kehilangan momen naik kendaraan umum, bus antar kota.

Perlu diketahui, bus penumpang yang ke arah sana dan sebaliknya hanya ada dua unit. Jadi untuk bisa naik bus, para calon penumpang harus menyesuaikan waktunya dengan jadwal yang sudah ditentukan. Dan kalau menggunakan bus, waktu perjalanan lebih panjang, bisa sampai dua belas jam.

Saya bersyukur bisa menggunakan taksi carteran, walaupun harus merogoh kocek lebih dalam. Saya harus membayar sewa mobil Rp1,5 juta. Tidak masalah, yang penting misi saya tercapai.

Bus penumpang terbalik (Foto: facebook.com/paskalistangongk.paskalistangongk)
Bus penumpang terbalik (Foto: facebook.com/paskalistangongk.paskalistangongk)
Sepanjang perjalanan, saya sedikit tersiksa. Bukan cuma karena durasi lama, tetapi kondisi jalan yang konsisten membuat saya seolah sedang berada di atas kapal laut. Jalan berlubang dan berlumpur hampir tidak ada habisnya. Dan itu saya nikmati sampai akhirnya tiba di kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun