Mohon tunggu...
Tuhan Hantu
Tuhan Hantu Mohon Tunggu... -

biarkan misteri tetap jadi misteri

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ngoceh

17 Agustus 2012   06:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:38 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NGOCEEEHHHHHHH.....

"fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara"

indah sekali pasal ini yang diamanatkan Undang Undang dasar 1945
dan di mata saya negara benar-benar memelihara itu semua
memelihara untuk tetap fakir, tetap miskin dan tetap terlantar
agar supaya negara tetap punya "peliharaan"
logika berpikir saja yang akan saya pakai
bahwa setiap pemelihara pasti akan berharap
sesuatu hasil dari yang dipeliharanya
lalu disini pertanyaannya sudahkah negara jujur pada apa yang dipeliharanya??
lalu akan diapakan sifakir, simiskin dan sianak terlantar ini?
akan kah tetap difakirkan, dimiskinkan dan diterlantarkan?
ah.. bikin pantat gatal aja pertanyaan-pertanyaan yang sudah bisa aku jawab dalam hati.

mending ganti topik saja deh mikirnya tapi masih tentang simiskin aja deh agar masih ada korelasi (duh bahasa apa pula ini)

"menghapus slogan tak tertulis"

loh.. slogan apa itu???
MISKIN DILARANG SAKIT, MISKIN DILARANG SEKOLAH
sepertinya ini slogan tak tertulis tapi realita inilah yang aku lihat dari sudut sempit mataku, sekali lagi mataku..!!, bukan matamu karena aku sedang tidak meminjam matamu
mahalnya biaya kesehatan dan pendidikan inilah yang mencipta slogan tak tertulis itu sulit sekali dihapus, loh bagaimana mau menghapus, sedangkan itu jelas-jelas tidak tertulis, lalu apanya yang mau dihapus?? anjrit...!!! di titik ini aku kembali bingung berpikir, pusinggg...!!!
simiskin dan sifakir ketika terpaksa sakit dan terpaksa berat pula sakitnya (pelanggara slogan) lalu (terpaksa juga) berobat ke rumah sakit yang terpaksa agak elit bukannya sembuh malah mati
kok bisa gitu? bukannya dokternya hebat? obatnya mujarab? benar
lalu kenapa mati? ya mati karena depresi melihat angka-angka rupiah yang harus dibayar atas pengobatannya....

bagaimana tentang sekolah?
ah tidak.. aku tak mau membahas yang ini karena aku tidak sekolah
silahkan anda-anda melihat kenyataan sendiri.

aku kembali mengangankan indahnya undang undang dan peraturan tapi begitu getir dipelaksanaan
lalu apa yang salah??
moralitas dan mentalitas saja deh yang akan aku kambinghitamkan disini..
yang salah sudah jelas dan jelas-jelas sudah salah ya simental dan simoral ini
terus simental dan simoral itu punya siapa?
kok jadi tanya seperti itu? bukan kah aku, kamu dan kita semua punya moral dan mental?
ya sudah pasti mental dan moral kita semua lah yang salah...

duh... memikirkan negara dan birokrasi membuatku semakin bergairah
diam-diam aku ke kamar mandi beronani
karena birokrasi negara ini tak pernah bisa memuaskanku....

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun