Pada bulan Juli 2024 lalu, Firma Riset Statista mempublikasikan jumlah pengguna TikTok di Indonesia tembus 157,6 juta. Dengan angka itu, Indonesia dinobatkan sebagai negara pengguna TikTok terbesar didunia melampaui Amerika Serikat dengan jumlah sebesar 120,5 juta. Aplikasi media sosial berbasis video pendek yang dimiliki perusahaan teknologi asal China, ByteDance itu, menjadi populer tidak hanya di Indonesia, namun juga diberbagai negara di dunia.
Perkembangan teknologi TikTok secara signifikan telah mengubah interaksi media sosial. TikTok adalah media sosial yang dapat membuat video dan musik untuk mengekspresikan kemampuan. Selain itu, TikTok dapat digunakan untuk berbagi cerita, memberikan motivasi, berbagi informasi, melakukan tarian, dan unjuk bakat. Banyak tarian, musik dan lagu kemudian menjadi terkenal sesaat berkat popularitas di TikTok. Salah satu tarian yang sempat populer dan viral di jagat dunia maya adalah goyang pargoy.
Secara tidak langsung, Tiktok telah berkembang menjadi media industri dimana para pengguna Tiktok memproduksi budaya populer yang menggabungkan kreasi untuk dikonsumsi masyarakat secara luas. Tokoh kritis Mazhab Frankfurt, Theodor Adorno menyebutkan interaksi media baru, dimana produk seni dalam industri budaya yang ditawarkan ke masyarakat menjelma dalam bentuk konten media. Tanpa disadari, masyarakat terjebak sebagai objek untuk mereproduksi konten-konten digital yang memberikan keuntungan bagi kaum kapital. Dalam masyarakat modern, Adorno secara kritis mempertanyakan "apakah kehidupan yang baik merupakan kemungkinan yang nyata di masa sekarang?
Industri Budaya
Istilah industri budaya kali pertama diperkenalkan Adorno (1947) dalam bukunya "Dialectic of Enlightenment". Konsep ini mengacu pada transformasi budaya yang menjadi sebuah industri yang memproduksi produk budaya untuk dikonsumsi oleh masyarakat secara luas. Industri budaya, menurut Adorno merujuk pada sektor ekonomi yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan pemasaran produk-produk budaya seperti film, musik, seni visual, dan literatur.
Menurut pandangan Adorno, industri budaya menekankan aspek komersial dan produksi dalam menciptakan produk budaya yang ditujukan untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas. Industri budaya menghasilkan produk-produk yang lebih mengutamakan keuntungan daripada nilai seni bahkan cenderung menghancurkan nilai-nilai kebudayaan yang sejati.
Industri budaya memanfaatkan teknologi modern untuk mencapai audiens yang luas dan memengaruhi preferensi konsumen. Konsentrasi ekonomi dalam industri budaya mengacu pada dominasi perusahaan-perusahaan besar yang mengendalikan produksi, distribusi, dan promosi konten budaya. Dengan konsentrasi ekonomi, perusahaan-perusahaan besar memiliki kekuatan pasar yang besar dan dapat mengontrol arah industri budaya secara keseluruhan.
Keuntungan dan Popularitas
Aplikasi Tiktok diketahui menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi penggunanya melalui monetisasi. Monetisasi adalah istilah yang digunakan pengguna TikTok untuk mendapatkan uang dari hasil postingan konten yang diproduksi di media sosial. Dengan kata lain, TikTok memberi pendapatan kepada pengguna  atas setiap iklan yang ada di postingan konten penggunanya. Kondisi ini merupakan sebuah keuntungan bagi pengguna TikTok.
Selain memperoleh keuntungan dari hasil konten yang diproduksi, para pengguna TikTok dapat mendulang popularitas. Kemampuan untuk membangun branding, adalah salah satu strategi agar para pengguna TikTok mudah dikenal. Apalagi mampu memproduksi konten yang membuat Viral. Para pengguna TikTok memiliki target pasar yang jelas. Artinya, siapa penikmat TikTok yang akan disasar dan berpotensi menyukai konten yang diproduksi.
Moralitas dan Nihilisme