Mohon tunggu...
Tugu PalPutih
Tugu PalPutih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok 1 Mahasiswa Inbound UAD

Kelompok 1 Mahasiswa Inbound UAD, yang bernama Tugu Pal Putih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Kebhinekaan Melalui Petualangan Intelektual di Yogyakarta: Cerita dari Kegiatan Modul Nusantara PMM 4 UAD Kelompok Tugu Pal Putih

19 Maret 2024   10:17 Diperbarui: 19 Maret 2024   13:10 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Muhammadiyah (Dokpri)

Pada 16 Maret 2024, para mahasiswa Inbound PMM 4 dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kegiatan Modul Nusantara dengan tema yang menggugah pikiran, yaitu "Kebhinekaan". Lebih dari sekadar kunjungan lapangan biasa, kegiatan ini menjadi sebuah petualangan intelektual yang memperkaya pemahaman mereka tentang kekayaan budaya Nusantara.

Menggali Filosofi Hidup Lewat "Living Philosophy" Yogyakarta

Bertempat di Lab Hukum RG Debat Buya Hamka, UAD, semangat untuk menjelajahi makna di balik "Sumbu Filosofi Yogyakarta" memenuhi pagi itu. Dengan dipandu oleh sebuah film dokumenter yang menginspirasi, mahasiswa dibawa untuk memahami garis imajiner yang menghubungkan Pantai Parangkusumo, Panggung Krapyak, Keraton, Tugu Pal Putih, dan Gunung Merapi . Konsep Sumbu Filosofi mengungkap siklus kehidupan manusia dan hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, serta alam jagad. Melalui diskusi ini, mahasiswa merenungkan makna filosofis yang dalam, memperdalam penghormatan terhadap warisan budaya Yogyakarta.

Museum Muhammadiyah Yogyakarta: Jejak Sejarah dan Kekayaan Budaya

Perjalanan tak berakhir di sana. Setelah diskusi film, mahasiswa melanjutkan perjalanan ke Museum Muhammadiyah Yogyakarta. Di sana, mereka disambut dengan hangat oleh staf museum. Melalui setiap artefak dan manuskrip kuno yang dipamerkan, peserta merasakan kekayaan sejarah dan budaya. Museum ini menjadi saksi gerakan Muhammadiyah, menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal Yogyakarta.

Perasaan yang tersirat Bangga, Syukur, dan Kagum

Setelah pengalaman yang mendalam ini, mahasiswa tidak hanya merasa terinspirasi, tetapi juga terlibat secara emosional. Mereka merasa bangga menjadi bagian dari upaya pelestarian warisan budaya. Rasa syukur atas kesempatan ini terpancar dari setiap ekspresi wajah. Dan di antara semua itu, ada rasa kagum yang mendalam---kagum pada sejarah, keragaman, dan semangat kolektif untuk memahami serta menghargai kebinekaan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan toleransi semakin diperkuat dan pemahaman tentang kekayaan budaya Nusantara semakin terkaya. Dengan menyelami dan merasakan keberagaman tersebut, mahasiswa menjadi agen perubahan yang memperkuat kebhinekaan sebagai kekuatan utama bangsa dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.

Diskusi Film 'Living Philosophy' (Dokpri)
Diskusi Film 'Living Philosophy' (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun