Mohon tunggu...
IZZUL MILLAH
IZZUL MILLAH Mohon Tunggu... -

TENTUKAN LANGKAH Pejamkan mata anda,, Cari posisi serileks mungkin,, Rasakan kenikmatannya,,,, kesegarannya,,,,, dan TIDURLAH.. Dari deretan kalimat di atas, yang terbayang adalah hipnotis yaitu membuat atau menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hipnosis(berada di bawah pengaruh orang lain yg memberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali) , Namun apa hubungannya dengan keadaan sekarang ini? Berada di zona aman, tidak melihat sekitar yang kesusahan, hanya menikmati keindahan itulah yang kebanyakan orang rasakan, atau melihat kesengsaraan namun hanya diam tak menentukan gerak ke arah tujuan. Belajar di kampus pendidikan, berita diperoleh hanya dari kata orang, kata dosen dan menutup mata, menutup telinga, membungkam mulut dari kenyataan akan apa yang sebenarnya terjadi dilingkungan sekitar serta bersikap apatis pada permasalah yang membutuhkan solusi. Itulah gambaran keadaan ketika belajar mata kuliah pendidikan, membahas perbaikan dan solusi yang ditawarkan dengan kurikulum baru yang menuntut untuk segara dilaksanakan, semuanya mengangguk mendengarkan langkah-langkah strategis yang diungkapkan, dan melupakan fakta yag terjadi lapangan. Adalah tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-undang republik Indonesia tahun 2003 BAB II pasal 3 yang berbunyi : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Sebuah cita- cita besar bagi pendidikan Indonesia berupa tercapainya isi dari tujuan pendidikan yang terangkum dalam undang-undang diatas. Pada bagian c UU RI tentang pendidikan menimbang bahwasanya “Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan” Namun, yang terjadi justru seseorang yang ingin mendapatkan sekolah yang baik maka harus membutuhkan biaya yang sangat besar, sebaliknya jika dana yang dimiliki sedikit ya terima apa adanya. Kurikulum memang terpusat, kurikulum memang satu, namun,, pelaksana kurikulum berbeda-beda, ada yang bagus benar-benar mengarah pada tujuan pendidikan, ada yang seadanya. Inilah yang menjadi PR besar para pembuat kurikulum yang katanya sudah dirancang sedemikian bagus dan rapi, namun sosialisasi yang belum menyeluruh menjadikannya seperti tidak ada dampak perubahan yang bisa di rasakan oleh masyarakat dalam kemajuan pendidikan yang direncanakan. Kasus yang masih hangat dibicarakan, pelecehan seksual yang dilakukan kepada anak TK yang terjadi sekolahan. Namun, yang menjadi fokus pembicaraan selain tindakan amoral yang dilakukan adalah tidak adanya izin dari pemerintah terkait berdirinya PAUD tersebut, yang sangat memprihatikan lagi, bahwa ada sekitar 111 PAUD yang tidak mempunyai izin dalam pelaksanaanya. Kemana saja para pemerintah,, Sampai angka segitu banyaknya terlewatkan... Ingat kembali cita-cita dan tujuan pendidikan, Tidak hanya memikirkan kepentingan “pribadi”, Saatnya untuk semua membuka mata, membuka telinga, membuka mulut, dan menentukan langkah gerak selanjutnya untuk perubahan yang lebih dan paling baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tentukan Langkah

19 April 2014   15:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TENTUKAN LANGKAH

Pejamkan mata anda,,

Cari posisi serileks mungkin,,

Rasakan kenikmatannya,,,, kesegarannya,,,,, dan TIDURLAH..

Dari deretan kalimat di atas, yang terbayang adalah hipnotis yaitu membuat atau menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hipnosis(berada di bawah pengaruh orang lain yg memberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali), Namun apa hubungannya dengan keadaan sekarang ini?

Berada di zona aman, tidak melihat sekitar yang kesusahan,hanya menikmati keindahan itulah yang kebanyakan orang rasakan, atau melihat kesengsaraan namun hanya diam tak menentukan gerak ke arah tujuan.

Belajar di kampus pendidikan, berita diperoleh hanya dari kata orang, kata dosen dan menutup mata, menutup telinga, membungkam mulut dari kenyataan akan apa yang sebenarnya terjadi dilingkungan sekitar serta bersikap apatis pada permasalah yang membutuhkan solusi.

Itulah gambaran keadaan ketika belajar mata kuliah pendidikan, membahas perbaikan dan solusi yang ditawarkan dengan kurikulum baru yang menuntut untuk segara dilaksanakan, semuanya mengangguk mendengarkan langkah-langkah strategis yang diungkapkan, dan sedikit melupakan fakta yag terjadi lapangan.

Adalah tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-undang republik Indonesia tahun 2003 BAB II pasal 3 yang berbunyi :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Sebuah cita- cita besar bagi pendidikan Indonesia berupa tercapainya isi dari tujuan pendidikan yang terangkum dalam undang-undang diatas. Pada bagian c UU RI tentang pendidikan menimbang bahwasanya

“Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan”

Namun, yang terjadi justru seseorang yang ingin mendapatkan sekolah yang baik maka harus membutuhkan biaya yang sangat besar, sebaliknya jika dana yang dimiliki sedikit ya terima apa adanya. Kurikulum memang terpusat, kurikulum memang satu, namun,, pelaksana kurikulum berbeda-beda, ada yang bagus benar-benar mengarah pada tujuan pendidikan, ada yang seadanya. Inilah yang menjadi PR besar para pembuat kurikulum yang katanya sudah dirancang sedemikian bagus dan rapi, namun sosialisasi yang belum menyeluruh menjadikannya seperti tidak ada dampak perubahan yang bisa di rasakan oleh masyarakat dalam kemajuan pendidikan yang direncanakan.

Kasus yang masih hangat dibicarakan, pelecehan seksual yang dilakukan kepada anak TK yang terjadi sekolahan. Namun, yang menjadi fokus pembicaraan selain tindakan amoral yang dilakukan adalah tidak adanya izin dari pemerintah terkait berdirinya PAUD tersebut, yang sangat memprihatikan lagi, bahwa ada sekitar 111 PAUD yang tidak mempunyai izin dalam pelaksanaanya.

Kemana saja para pemerintah,,

Sampai angka segitu banyaknya terlewatkan...

Ingat kembali cita-cita dan tujuan pendidikan,

Tidak hanya memikirkan kepentingan “pribadi”,

Saatnya untuk semua membuka mata,

membuka telinga,

membuka mulut,

dan menentukan langkah gerak selanjutnya untuk perubahan yang lebih dan paling baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun