Dalam Perhelatan Akbar Festival Puisi Kolaborasi (FPK) Fiksiana Community
.
Tema : Hubungan Manusia dengan Alam
Judul : Kerak Tua Lautan Airmata
Penulis : Tubagus Rangga Efarasti & Adiba Ad-Dawiyah
No. Peserta : 180
.
***
.
.
Kerak Tua Lautan Airmata
.
.
tubuhku berdebu pasir gurun di sela terik dan gigil bayang,
beton-beton menindihku selaras beku jalan layang
terinjak-injak miliaran yang berdiri tegap
dengan sorot mata liar, merah nyala menerobos gelap
.
diriku didera keluh menyeluruh
nafsu meraja ganas tak berbatas
diamku dimakna tak berdaya
segeralah jajah menjamah ranah
.
seakan tak tahan lagi kusimpan galau
muak sudah saksikan suara sumbang dan parau
setiap mulai hari kusantap gerutu
dari mulut bergincu atau mulut bercerutu
ingin kuenyahkan saja
hati-hati yang membaja
.
beban kupikul sendiri saja
tumpang tindih mengkristal sedih
masihkah belum kalian merasa puas
melihat hutanku mulai meranggas
selimutku hampir terkikis habis
.
kalian tiba-tiba menyelinap di antara suara mencekam
kemudian tenggelam malam dalam kebisuan terdalam
angin terus mengaduh menampar pucuk-pucuk daun
batang-batang teduh menggelepar, tak ada lagi embun
.
menguap angin surga, terganti bara neraka
damai jadi asing, karena ingin beriring taring
tegurku dimaknai hambar
sekedar lalu lalang fenomena alam
.
masih adakah suara merdu
kurasa tak ada yang tersisa selain sendu
sinar terang sepotong bulan pun mulai angkuh
membelai rambut kalian yang gemar berselingkuh
dari ajaran Tuhan, damai jadi bobrok tak bertuan
aku jadi borok, tambah kesakitan
.
tunggu saja, ketika kusibak bungkam
muntahkan beban dalam pendam dendam
kendati bijak mengajak beranjak
lukaku sudahlah terlalu banyak
.
kerontangkan saja persediaan mineralku
sampai tubuhku yang renta terkikis
padahal berulang kali kubuat beku
letih kulewati batas-batas garis
bersiaplah kalian menangis
hingga kalian teriak histeris
tragis!
.
tercium tamak, kala jemari jail menari anggak
takkan berhenti hingga diri tak bersisa lagi
muak penuh sesak berontak lalu ledak mungkin tak terelak
sungguh tak pernahkah kalian sadari
takkan ada tempat mengungsi saat tubuhku hancur lebur
tidak juga mars atau yang lainnya
.
hoekkk... ups, maaf barusan aku muntah
perutku mual lihat tingkah kalian yang mentah
hiksss... ups, maaf aku juga bisa menangis
mataku kelilipan karena perilaku kalian yang bengis
maaf, maaf... aku cuma ingin kalian sadar
setelah jutaan dari kalian kubuat menggelepar
akulah kerak tua yang setiap hari kalian injak-injak
lautan airmata dari sejarah matahari tak jinak
.
.
Serang, Banten - Bekasi, Jawa Barat, 29 Oktober 2011
.
.
*) Keterangan:
- Kiri : Adiba Ad-Dawiyah
- Kanan : Tubagus Rangga Efarasti
.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H