[caption id="attachment_341122" align="aligncenter" width="640" caption="Nangkring Kompasiana-Sun Life Financial Indonesia (syariah) #dokpri"][/caption]
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, ia membutuhkan manusia lainnya untuk bersosialisasi, mengekspresikan diri dan saling berdampingan satu dengan lainnya.
Sebagai makhluk sosial pula manusia harus mampu berbuat baik, tolong menolong secara sukarela, saling bertanggung jawab, saling melindungi, dapat bekerja sama, tidak mementingkan diri sendiri, sejahtera dan makmur bersama.
Sikap ini tergambar jelas dengan petunjuk Rasul lewat hadits-nya: "dari Nu'man bin Basyir RA, Rasulullah SAW bersabda: perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka, adalah seumpama satu tubuh. Bila mana satu tubuh merasakan sakit maka akan dirasakan pula oleh bagian tubuh lainnya, seperto saat tak bisa tidur atau ketika demam" (HR. Muslim). Demikian indahnya Islam megajarkan ummatnya petunjuk bagaimana sebaiknya bersikap satu dengan yang lainnya.
Berbicara tentang manusia di mata Islam, sejatinya Allah sudah menentukan atas Qodho dan Qodharnya masing-masing, namun adalah sunnatullah pula manusia disarankan untuk berikhtiar, berbuat kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain dalam menggapai hidup yang lebih baik.Ini tercermin dalam firman Allah SWT: "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum hingga ia dapat merubahnya sendiri"
Dalam menjalani kehidupannya manusia tidaklah berjalan pada satu warna, ada beragam warna di dalamnya. Allah menciptakan sehat dan sakit, senang dan susah dalam satu kesatuan. Dengan sikap rahmannya Allah SWT tidaklah mengunci mati manusia untuk pasrah atas ketentuan nasib perjalannya. Ia membebaskan manusia untuk mencari jalannya sendiri sebagaimana ayat di atas yang tentu saja dengan tetap berpedoman pada nilai ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Asuransi dan kesiapan manusia menghadapi resiko kehidupan (Risk Of Life)
Manusia yang memanai nilai kemanusiannya memahami benar bagaimana menjalani kehidupannya untuk hari ini, esok dan juga masa depannya.
Tiada perjalanan manusia yang sempurna, ada banyak resiko dalam perjalanannya. Dan dengan sifat Rahman RahimNya Allah memberi petunjuk sebagaimana dalam QS: An-Nisa:9 :Â "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mengucapkan perkataan yang benar".
Ayat ini menggambarkan tentang pentingnya planing atau perencanaan yang matang dalam mempersiapkan hari depan, sebagaimana dicontohkan oleh nabi Yusuf AS. Dengan membuat sistem proteksi menghadapi kemungkinan buruk di masa depan lewat pengolahan pangan di masa subur dan menyiapkannya untuk masa paceklik di periode berikutnya. (baca QS; Yusuf: 43-49)
Berasuransi adalah salah satu upaya dan ikhtiar manusia dalam menyiapkan masa depannya, menghadapi resiko yang datang tanpa pernah terduga sebelumnya. Ragam produk berbaagai perusahaan menyiapkan solusi dalam menangani resiko terjadinya musibah: