[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Kompasiana Nangkring Titik Balik at Kafe Pisa. (foto:kompasiana.com)"][/caption]
Membaca tulisan kompasianer kang Syasiful Hadi atau Syaiha tentang pertanyaan orang sekitar akan kebiasaannya menulis di kompasiana padahal tidak dibayar, teringatlah saya pada kegiatan Kompasiana Nangkring (istilah ini sudah dibakukan admin) yang juga rajin diikuti kompasianer padahal sedikitpun tidak ada biaya pengganti walau sekedar biaya pengganti ngopi.
Kalau bukan karena kesibukan kerja, rasanya ingin terus mengikuti setiap acara kompasiana nangkring walau untuk mengikutinya; saya harus menempuhnya dari kota Pandeglang dan dengan bangun pagi sekali agar tidak ketinggalan acara bila kebetulan acaranya dilaksanakan di pagi hari.
[caption id="attachment_326397" align="aligncenter" width="620" caption="Kompasiana Nangkring Kantor Google Indonesia (dokpri)"]
Pada awal mengikuti acara nangkring saya berfikir sayalah kompasianer paling terjauh, namun saya dibuat terkaget-kaget saat mendapati kompasiner Posman Siahaan jauh-jauh datang dari Medan saat mengikuti kompasiana nangkring pada acara titik balik di kafe P*sa, begitu juga dengan kompasianer Choiron yang datang jauh dari Surabaya pada acara nangkring di kantor Gugel Indonesia atau mas Giri Lukamto, selanjutnya ada yang dari Lampung, Yogya dan sebagainya pada kompasiana nangkring berikutnya. Tentu saja kesemuanya memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Inilah mungkin sesuatu yang kadang susah dimengerti terkecuali oleh mereka yang sudah menjadi kompasianer, sebagaimana susahnya kita memahami ada orang yang rela menukarkan mobil dengan seekor merpati yang bila digoreng belum tentu mengenyangkan.
[caption id="" align="aligncenter" width="436" caption="Kompasiana Nangkring LPDP (foto: Maria Margaretha)"]
Kalau pertanyaan "Apa sih enaknya nangkring?" ditanyakan pada saya susah sekali menjelaskannya pada orang luar. Namun yang pasti tentulah kebahagiaan hati yang mungkin bisa saya jawab pertama kali dan yakin ini akan semakin menambah tidak mengerti saja kecuali merasakannya langsung indahnya nangkring kompasiana.
Pada sisi lain acara kompasiana nangkring yang saya ikuti ternyata juga ikut membahagiakan putri saya yang kini tengah menempuh pendidikan teknik industri-nya di sebuah perguruan tinggi swasta Jakarta. Mengapa, karena kegiatan nangkring saya pakai pula sebagai sarana menengoknya setiap selesai acara.
Bagaimana dengan door prize dan goody bag, tentu saja ini juga menjadi daya tarik walau saya melihatnya bukan faktor utama. Terbukti banyaknya kompasianer yang pulang duluan saat acara berakhir yang biasanya ditutup dengan pembagian door prize smartphone bermerek asal Korea. Walau ini bukan utama tentu saja saya meyakini ini akan menyenangkan pencinta Kompasiana Nangkring bila ke depan door prize ditambah menjadi 5-6 gadget plus buku-buku terbitan atau yang bekerja sama dengan kompasiana.com atau Kompas.com. Hehehehehe....
[caption id="attachment_326398" align="aligncenter" width="620" caption="Kompasiana Nangkring KemenPU (dokpri)"]